SOLOPOS.COM - Serangga Tomcat

Petugas pengendali hama mengimbau warga memperhatikan cara-cara penanganan serangan Tomcat.

Harianjogja.com, KULONPROGO— Serangga Tomcat belakangan meresahkan warga Kulonprogo setelah menyerang puluhan penghuni rumah susun sederhana sewa (rusunawa) di Dusun Tambak, Desa Triharjo, Kecamatan Wates. Petugas pengendali hama tanaman menyampaikan sejumlah tips menangani serangan Tomcat.

Promosi Iwan Fals, Cuaca Panas dan Konsistensi Menanam Sejuta Pohon

Koordinator Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman Dinas Pertanian dan Pangan Kulonprogo, Wahyu Wijayantoro menuturkan, tomcat adalah predator bagi hama wereng, yang biasanya tinggal di sawah atau ladang.

Ia menduga telah terjadi ketidakseimbangan ekosistem, yang disebabkan karena rusunawa dibangun di kawasan lahan pertanian. Sehingga, tomcat yang biasanya tinggal di rerimbunan tanaman rumpun, berpindah dari persembunyiannya ke rusunawa, untuk berlindung dan mencari makan.

Ia mengimbau kepada warga rusunawa, untuk tidak mengusir tomcat dengan menyemprotnya menggunakan cairan pembasmi serangga berbahan kimia. Melainkan menggunakan campuran bahan daun mimba dan laos atau lengkuas. Selain itu, warga diminta untuk mematikan lampu pada malam hari, yang kerap menjadi tempat berkumpul tomcat. Karena tomcat tertarik dengan cahaya terang.

Baca Juga :

“Di ventilasi rumah bisa dipasang kain strimin. Dan kalau tomcat mengenai tangan atau bagian tubuh lainnya, jangan ditepuk. Tapi ditiup atau dibiarkan menjauh, agar cairan tubuhnya tidak mengenai kulit dan menyebabkan luka melempuh,” kata dia, Senin (16/10/2017)

Di rusunawa Triharjo sendiri, pembersihan lingkungan terus dilakukan oleh warga yang tinggal di wilayah itu. Agar tomcat tidak lagi bersembunyi dan memunculkan korban baru bagi warga.

Salah satu warga rusunawa, Panca, mengaku telah terkena cairan tubuh tomcat pada Minggu (15/10/2017) dini hari. Ia tidak mengetahui dari mana tomcat datang dan menyebabkan luka melempuh pada kulitnya. Tiba-tiba kata dia, di tengah tidurnya, lelaki berusia 59 tahun itu merasakan panas dan perih pada tubuh bagian tubuh belakang. Panca yang tinggal di lantai IV itu, kemudian memilih untuk sama sekali tidak mengobati luka yang ia alami, dan membiarkannya kering dengan sendirinya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya