Jogja
Rabu, 16 September 2015 - 04:20 WIB

DISTRIBUSI ELPIJI : Gas Melon Naik 15%, Gas Non-Subsidi Turun 30%

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi elpiji 3 kg alias gas melon. (JIBI/Bisnis/Dok.)

Distribusi elpiji untuk 3 Kg mengalami peningkatan penjualan.

Harianjogja.com, JOGJA- Penjualan gas elpiji isi 3kg terus mengalami peningkatan hingga 15%. Peningkatan konsumsi gas bersubsidi tersebut terjadi akibat meningkatnya migrasi pengguna gas elpiji 12kg ke 3kg.

Advertisement

Marketing Branch Manager Pertamina DIY dan Surakarta, Freddy Anwar mengatakan, konsumsi gas melon tahun ini mengalami peningkatan 12-15% dibandingkan rata-rata konsumsi selama 2014 sebanyak 96.000 tabung per hari.

Menurutnya, kenaikan konsumsi gas bersubsidi tersebut terjadi akibat migrasi pengguna gas 12kg ke gas 3kg. Tetapi, tidak semuanya pengguna gas 12kg bermigrasi ke gas bersubsidi. Sebagian pengguna yang lain justru memilih bright gas karena kualitasnya lebih baik. Dampaknya, penjualan gas non-subsidi 12kg turun 30% dari sebelumnya sebanyak 130.000 tabung per bulan menjadi 115.567 tabung pada Agustus 2015.

“Sementara, penjualan bright gas mengalami kenaikan hingga 200 persen dibandingkan Agustus 2014. Data penjualan bright gas pada Agustus 2015 ini sebesar 5.800 tabung,” ujar Freddy menjawab pertanyaan Harianjogja.com, Selasa (15/9/2015).

Advertisement

Diakuinya, penurunan konsumsi gas 12kg juga terjadi akibat kenaikan harga gas non subsidi beberapa waktu lalu. Saat ini, harga gas elpiji 12 kg ditingkat pengecer dipatok antara Rp146.000-Rp150.000 per tabung. Sementara, harga bright gas dengan kualitas yang lebih baik dari tabung regular isi 12kg dijual antara Rp149.000-153.000 per tabung.

Freddy menjamin, tidak ada persoalan terkait distribusi maupun pasokan gas ke masyarakat meskipun terjadi peningkatan konsumsi gas bersubsidi.
“Pasokan gas tetap terjamin. Sampai saat ini belum ada rencana perubahan penyaluran gas ke masyarakat. Termasuk perubahan harga gas,” ujar Freddy.

Sementara, Ketua Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) DIY Siswanto mengakui terjadinya peningkatan konsumsi gas 3kg tahun ini. Pihaknya sudah mengantisipasi dengan menambah jumlah pasokan dan menyebar gas berwarna hijau itu secara merata di wilayah DIY. Dia menjelaskan, kendati pengunaan gas 3kg meningkat namun tidak terjadi kelangkaan gas di wilayah DIY.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif