SOLOPOS.COM - Ilustrasi elpiji 3 kg alias gas melon. (JIBI/Bisnis/Dok.)

Distribus elpiji 3 kg kembali dirasa langka.

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL – Gas elpiji kemasan tiga kilogram semakin sulit ditemukan di pasaran. Akibatnya harga gas bersubsidi ini mengalami kenaikan di atas harga normal. Bahkan harga gas melon ini mencapai Rp22.000 per tabung.

Promosi Primata, Permata Indonesia yang Terancam Hilang

Sulitnya mendapatkan gas elpiji tiga kilogram salah satunya dirasakan oleh Heri Susanto, warga Dusun Purbosari, Kecamatan Wonosari. Dia pun mengaku terpaksa membeli tabung gas elpiji seharga Rp22.000 karena sudah menjadi kebutuhan sehari-hari.

“Mau bagaimana lagi. saya terpaksa membelinya karena jika tidak maka tidak bisa memasak,” kata Heri kepada wartawan, Minggu (3/7/2016).

Menurut dia, harga di luar kewajaran itu terjadi karena sulitnya mendapatkan gas tersebut. Heri mengakui untuk mendapatkan gas tersebut harus berkeliling ke sejumlah desa mulai dari Kepek Wonosari, Wareng, Wunung hingga ke Kecamatan Paliyan.

““Sangat sulit. Setelah muter-muter di beberapa toko, saya mendapatkan gas itu di sebuah warung di Dusun Bansari, Wonosari,” ungkapnya.

Selama proses pencarian, Heri mengaku menemukan sebuah warung yang memiliki stok gas melon. Namun gas tersebut tidak boleh dibeli dengan alasan harus dibeli beserta dengan tabungnya seharga Rp140.000.

“Jelas saya keberatan dan mending cari ke tempat yang lain,” keluh dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya