Jogja
Rabu, 13 Desember 2017 - 12:40 WIB

Ditemukan Pasien Suspect, Bantul Waspada Difteri

Redaksi Solopos.com  /  Bhekti Suryani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi bocah pengidap difteri (JIBI/Solopos/Antara)

Kewaspadaan ditingkatkan setelah ditemukan satu pasien suspect Difteri.

Harianjogja.com, BANTUL–Dinas Kesehatan (Dinkes), Bantul waspadai munculnya penyakit Difteri, setelah salah satu pelajar asal Bantul berstatus suspect penyakit Difteri.

Advertisement

Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinkes, Bantul, Abednego Dani, mengatakan langsung merespons setelah adanya notifikasi itu.

“Walaupun masih dalam dugaan kami langsung melakukan penyelidikan epidemiologi, kami gerak terkait kasus ini, kedua cari kontak yang erat atau orang serumah, sekelas, sepermainan kami cari kontaknya untuk antisipasi kalau belum kena, jangan sampai jika sudah bagaimana caranya agar tidak menjadi parah, ketiga jangan sampai menular ke lain,” ujarnya, Selasa (12/12/2017).

Melihat kondisi saat ini ini sendiri di kawasan Bantul menurutnya masih aman dari Diferi, karena imunisasi sudah cukup baik. Untuk kasus suspect Difteri itu dia mengatakan masih menunggu hasil dari Rumah Sakit Sardjito.

Advertisement

Untuk mengantisipasi kasus penyakit Difteri tersebut telah disiapkan masker, antibiotik hingga antidiferi Serum. Selain itu dimungkinkan juga untuk adanya imunisasi massal jika ada yang positif terkena.

Terkait kasus Difteri yang terjadi di beberapa daerah dia menduga imunisasi yang diberikan pada anak tidak teratur, atau malah tidak ada imunisasi sama sekali. “Untuk imunisasi Difteri seharusnya diberikan usia dua bulan, tiga bulan, empat bulan, diulangi lagi di usia 19 bulan, diulangi kelas 1 SD atau umur tujuh tahun, dan diulangi di kelas 2 SD umur delapan tahun,” ujarnya.

Saat ini sendiri desa-desa di Bantul menurutnya telah memenuhi standar World Health Organization (WHO) terkait Universal Child Immunization (UCI). Saat ini Bantul bisa mencapai cakupan imunisasi dasar lengkap. “Saat ini sendiri standarnya 95%, artinya 95% dari anak-anak di desa desa Bantul sudah di imunisasi dasar lengkap,” ujarnya.

Advertisement

Namun dirinya juga tidak memungkiri melihat imunisasi Measles Rubella (MR) kemarin untuk di beberapa sekolah penyelanggaraan imunisasi masih belum bagus. Dalam artian pihak sekolah tidak menolak secara terbuka, namun mereka mengembalikan kewajiban hak imunisasi tersebut pada orang tua.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif