SOLOPOS.COM - Ilustrasi tempat pembuangan akhir sampah. (Freepik)

Solopos.com, JOGJA — Pemerintah Kota Jogja membatalkan rencana untuk membangun Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) di Kabupaten Gunungkidul. Pembatalan ini salah satunya karena ada penolakan dari warga yang daerahnya akan digunakan untuk TPST.

Kepada Bidang Pengelolaan Persampahan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Jogja, Ahmad Haryoko, mengatakan warga yang berada di calon lokasi pembangunan TPST belum sepenuhnya mendukung. Menurutnya, aspek sosial ini yang sangat penting dalam pembangunan TPST.

Promosi Iwan Fals, Cuaca Panas dan Konsistensi Menanam Sejuta Pohon

“Aspek sosial ini bagi kami yang paling penting, tenpa penerimaan yang baik tentu kemungkinan ke depan ada masalah. Ini jadi poin penting agar dihindari,” kata dia, Selasa (11/4/2023).

Selain aspek sosial, kata Haryoko, aspek anggaran dan transportasi juga menjadi sebab pembatalan pembangunan TPST di Gunungkidul tersebut. Anggaran yang dibutuhkan untuk pengadaan tanah cukup besar, sehingga dianggap memberatkan anggaran daerah.

“Secara anggaran, pengadaan tanah yang ternyata cukup besar juga sehingga memberatkan anggaran,” ujarnya.

Haryoko membeberkan, jarak Gunungkidul dan Kota Jogja juga jadi alasan pembatalan rencana tersebut.

“Jaraknya jauh juga, perhitungan kami butuh waktu dua jam perjalanan, karena harus lewat pinggiran Wonosari yang lebih memutar karena angkutan sampah,” jelasnya.

Saat ini, lanjut Haryoko, prioritas Pemkot Jogja yaitu mengurangi sampah yang dibawa ke TPST Piyungan. Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengurangi sampah ke TPST piyungan yakni dengan gerakan pengendalian sampah.

“Sejak tahun ini gerakan dan upaya pengendalian sampah yang sudah kami lakukan. Hasilnya ada penurunan [volume] sebanyak 53 ton sampah perhari, dari sebelumnya 282 ton tiap hari ke TPST Piyungan sekarang jadi 230 ton,” ujarnya.

Haryoko menargetkan pada September mendatang produksi sampah Kota Jogja yang diangkut ke TPST Piyungan di bawah 200 ton per hari.

“Ke depan kami menyesuaikan kapasitas TPST Piyungan juga karena perhari maksimal masuk 500 ton untuk Bantul, Jogja, dan Sleman. Kami diberi kapasitas 200 ton saja, lalu Sleman juga 200 ton, dan Bantul 100 ton, ini yang kami prioritaskan,” terangnya.

Haryoko menyebut target 200 ton per hari untuk Jogja cukup realistis.

“Kami optimis bisa memanfaatkan itu, buktinya sudah kami lakukan dari Januari sampai April ini, kami juga himbau masyarakat Jogja untuk berpartisipasi dengan upaya-upaya yang sudah kami susun bersama dari pemilahan sampah sampai tidak membuang sampah anorganik,” tegasnya.

Berita ini telah tayang di Harianjogja.com dengan judul Akhirnya, Pemkot Jogja Batalkan Rencana Pembangunan TPST di Gunungkidul

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya