Jogja
Kamis, 13 Desember 2012 - 23:30 WIB

DIY Hadapi Paceklik Gabah

Redaksi Solopos.com  /  Sumadiyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/dok)

Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/dok)

JOGJA—Harga gabah di DIY mulai merangkak naik seiring masuknya masa pacekil komoditas ini pada penghujung tahun. Serapan beras oleh Badan Urusan Logistik (Bulog) juga mengalami penurunan.

Advertisement

Petani Desa Sidomulyo Godean, Sleman, Jumeni kepada Harian Jogja Kamis (13/12/2012) mengungkapkan, sejak seminggu terakhir harga Gabah Kering Pungut (GKP), Gabah Kering Giling (GKG) hingga beras merangkak naik.

Harga GKP dari sebelumnya hanya Rp3.400 per kilogram menjadi Rp3.700. GKG dari harga Rp4.400 per kilogram naik menjadi Rp4.700 serta beras dari tingkat petani yang seminggu lalu hanya Rp6.900 kini mencapai Rp7.300 per kilogram.

Kenaikan komoditas gabah dan beras lantaran luas lahan panen padi yang semakin sedikit menuju penghujung tahun. Dari total 150 hektare lahan di Sidomulyo, kini hanya sekitar 10 hektare lahan yang masih panen.

Advertisement

Sesuai siklus musim tanam, pada periode Desember seperti sekarang petani baru memulai menanam padi. Adapun panen raya khusus untuk tanaman palawija yang ditanam saat kemarau lalu.

“Kalau Desember sampai nanti Februari memasuki masa paceklik padi. Padi baru mulai ditanam sekarang, jadi baru panen Maret nanti,” terang Jumeni.

Harga gabah dan beras dipastikan masih terus melonjak. Puncaknya pada Januari dan Februari mendekati masa panen padi pada Maret. Saat itu diprediksikan harga beras di tingkat petani saja mencapai hingga Rp8.000 per kilogram, GKP diperkirakan naik menjadi Rp5.200 serta GKP mencapai hingga Rp4.700 per kilogram.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif