Jogja
Rabu, 6 November 2013 - 20:54 WIB

DIY Jadi Jalur Penyelundupan Manusia

Redaksi Solopos.com  /  Maya Herawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Foto ilustrasi kapal imigran. (JIBI/Harian Jogja/Kusnul Isti Qomah)

Harianjogja.com, SLEMAN-Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang memiliki area laut pada tiga Kabupaten menjadi rawan sebagai jalur penyelundupan manusia atau imigran gelap.

Terakhir kali sebanyak 30 imigran gelap diamankan Polres Gunungkidul saat akan menyeberang ke Australia pada Oktober lalu. Karo Binopsnal Baharkam Mabes Polri Brigjen Pol Gufron menjelaskan kepoliisan perlu meningkatkan kemampuan dan kepekaan terhadap masalah imigran gelap. Kendati demikian tidak bisa sendiri melainkan kerjasama dengan masyarakat dan stakeholder terkait sebagai antisipasi.

Advertisement

Karena luasnya pantai di DIY sangat dimungkinkan sindikat penyelundupan manusia untuk menyeberang. Karena para sindikat bisa mengumpulkan para imigran gelap dalam waktu singkat di suatu titik. Serta sudah ada jaringan yang bertugas menyiapkan kapal.

“Di manapun kalau kita lengah dia [sindikat imigran gelap] akan manfaatkan untuk menyebarang. Perahu bisa bersandar dimana saja. Kewaspadaan perlu ditingkatkan,” ujarnya usai membuka sosialisasi kewaspadaan penyelundupan manusia di Jogja, Rabu (6/11/2013).

Berdasarkan data dari awal 2013 hingga bulan Oktober 2013 ada 10.593 imigran gelap yang akan melewati perairan Indonesia.  Mayoritas dari timur tengah. Dari jumlah itu sebanyak 115 ditangkap garut. Mereka berasal dari Myanmar, Rohingya, Banglades dan Afrika.

Advertisement

Dari ribuan itu korban meninggal tenggelam sebanyak 43 orang dan 47 orang meninggal di rumah sakit. “Salahsatu cara sindikat yakni mengiming-imingi nelayan untuk menjadi nahkoda kapal pesiar. Upahnya semakin susah yang harus dilewati semakin tinggi,” kata dia.

Sementara itu Kasat Polair Gunungkidul AKP Irianto menyatakan dengan 16 personel anggota harus menangani pantai di Gunungkidul sepanjang 70 kilometer. Dari 16 personel itu enam diantaranya harus stand by di pos. Sedangkan 10 personel lainnya melakukan pengawasan. “Tapi setiap patroli paling tidak minimal dua personel,” ujarnya.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif