SOLOPOS.COM - Ilustrasi

Seluruh mapel yang tidak masuk UN akan diujikan dalam UASBN.

Harianjogja.com, JOGJA–Pemerintah memberikan kebijakan baru pada akhir tahun ajaran dengan menerapkan Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional (UASBN) pada 2018 mendatang. Seluruh mata pelajaran (mapel) jenjang SMA/SMK yang tidak masuk dalam Ujian Nasional (UN) maka dimasukkan dalam UASBN yang pelaksanaannya juga digelar dengan berbasis komputer terutama pada SMK.

Promosi Pemimpin Negarawan yang Bikin Rakyat Tertawan

Kepala Disdikpora DIY Kadarmanta Baskara Aji menjelaskan, seluruh mapel yang tidak masuk UN akan diujikan dalam UASBN. Sistem pelaksanaannya pun akan disamakan dengan UN dengan berbasis komputer, terutama pada SMK karena ragam mata pelajaran non UN relatif sedikit. Sedangkan untuk SMA, pihaknya tak bisa memaksakan karena jumlah mapel tergolong banyak.

Tetapi ada beberapa SMA yang menyatakan kesiapannya melaksanakan UASBN berbasis komputer meski jumlah mapel relatif banyak. Ketidakmampuan seluruh SMA dalam menerapkan UASBN berbasis komputer karena banyaknya mapel non UN tak sebanding dengan jumlah komputer. Berbeda dengan SMK, terutama yang memiliki jurusan bidang komputer, telah memiliki laboratorium yang memadai untuk mendukung ujian berbasis komputer.

“Kalau yang SMA, kami agak kesulitan kalau berbasis komputer karena ragam mapelnya banyak, waktunya menjadi sangat panjang, kalau basis kertas kan sehari bisa dua sampai tiga mapel. Kalau komputer kan sehari hanya satu mapel,” terangnya kepada Harianjogja.com, Kamis (28/12/2017).

Pihaknya sedang mengkaji, terkait dukungan SMA/SMK dengan meminjamkan peralatan komputer kepada Madrasah Aliyah (MA) untuk ujian sekolah madrasah yang juga akan dilaksanakan berbasis komputer. Karena ujian madrasah sudah disusun jadwalnya tidak bersamaan dengan UASBN SMA/SMK. Selama ini, untuk pelaksanaan UN, madrasah sudah berbasis komputer tetapi ujian madrasah masih berbasis kertas.

“Kalau komputernya banyak satu pelajaran satu sesi, jam kedua dan ketiga bisa untuk pelajaran lain. Kalau sehari itu tiga sesi hanya bisa satu mapel, lha kalau mapelnya ada 15 kan bisa sampai berhari-hari belum selesai,” kata dia.

Aji akan segera mengkoordinasikan dengan musyawaragh guru mata pelajaran (MGMP) terkait pelaksanaan UASBN berbasis komputer. Karena soal dibuat oleh DIY, maka koreksi akan melibatkan tim dari MGMP menggunakan pedoman yang akan segera ditetapkan.

Berbeda dengan UN, kata dia, ia memastikan seluruh SMA/SMK di DIY dapat menerapkan berbasis komputer. Beberapa sekolah yang tidak memiliki kelengkapan fasilitas komputer dapat menumpang di SMK yang tercatat memiliki laboratorium memadai. Terkait sosialisasi telah dilakukan beberapa waktu lalu kepada sekolah-sekolah. “Intinya, kami sudah mencapai kesepakatan dengan sekolah, bahwa tahun depan [pelaksanaan UN] akan 100% memakai komputer. Kemudian UASBN, semua mapel non UN itu di-UASBN-kan, kemarin untuk beberapa mapel kami akan pakai komputer, terutama di SMK,” tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya