SOLOPOS.COM - Ilustrasi (123rf.com)

Peran dokter tidak hanya memeriksa, mendiagnosis atau mengobati.

Harianjogja.com, BANTUL–Dalam menangani penyakit yang tergolong sebagai kejadian luar biasa (KLB), peran dokter tidak hanya memeriksa, mendiagnosis atau mengobati. Dokter muda diharapkan dapart terjun langsung untuk mengedukasi kepada masyarakat.

Promosi Berteman dengan Merapi yang Tak Pernah Berhenti Bergemuruh

Ketua Panitia Sumpah Dokter LVI Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Dimas Saksila Aji mengatakan edukasi itu bervariasi. Misalnya mengenai pentingnya imunisasi untuk penyakit difteri yang belakangan masih ramai diperbincangkan publik.

Menurutnya, penyakit difteri yang kembali mewabah di Indonesia diduga disebabkan minimnya partisipasi imunisasi. Selain itu karena letak permukiman penduduk yang jauh dari tempat pemeriksaan, masih banyaknya kelompok masyarakat yang menolak program imunisasi serta masih ada orang tua yang belum sadar akan pentingnya imunisasi.

“Peran dokter di sini menjadi sangat penting. Dokter harus memastikan secara langsung dengan terjun ke masyarakat, apakah status imunisasi anak-anak sudah lengkap. Karena satu-satunya pencegahan difteri tersebut adalah imunisasi. Sementara kita ketahui masih ada kelompok-kelompok yang menolak dan tidak sadar pentingnya imunisasi bagi anak, sehingga edukasi sangat penting dilakukan oleh para dokter, tak terkecuali bagi para dokter baru,” ujarnya seperti dikutip dari rilis yang diterima Harian Jogja, Rabu (24/1/2018).

Dalam Sumpah Dokter LVI yang akan dilaksanakan pada Kamis (25/1/2018) di Convention Hall PKU Muhammadiyah Gamping, dokter baru diharapkan bisa menjalankan kewajiban profesinya dengan baik. “Seorang dokter sebaiknya bertanggung jawab, baik secara etika, moralitas, maupun substansi yang terkait dengan kompetensinya. Para lulusan dokter baru juga hendaknya bisa terus belajar mendalami, mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan, dan teknologi kedokteran yang terus mengalami peningkatan dan perubahan. Serta yang paling penting adalah selalu menciptakan hubungan dokter-pasien yang optimal,” ujarnya.

Dekan FKIK UMY Wiwik Kusumawati mengungkapkan syukur dan kebanggannya atas keberhasilan dokter baru UMY yang telah lulus. Ia berharap dokter baru tersebut bisa menjalankan profesinya sebagai dokter secara profesional. “Semoga dokter baru lulusan FKIK UMY dapat mengamalkan ilmu yang diperoleh dengan baik, menjalankan profesi sebagai dokter dan senantiasa menjaga sikap profesional. Selain itu juga bisa terdepan dalam memperbaharui ilmu pengetahuannya, serta bisa mengharumkan dan menjaga nama baik FKIK UMY yang unggul dan Islami,” ujarnya.

Pada Sumpah Dokter LVI kali ini tercatat 43 dokter baru, yang terdiri dari 13 dokter laki-laki dan 30 dokter perempuan. Mereka juga dinyatakan lulus dalam Ujian Kompetensi Mahasiswa Pendidikan Profesi Dokter (UKMPPD). Acara ini akan dihadiri Rektor UMY, Dekan FKIK UMY, perwakilan IDI DIY, Ketua Majelis Dikti Litbang PP Muhammadiyah, perwakilan rumah sakit jejaring dan puskesmas yang bekerja sama dengan FKIK UMY, serta orang tua atau wali para dokter baru. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya