SOLOPOS.COM - Simon Sujatmiko, 47, warga Bale Catur, Gamping, Sleman yang merupakan Tuna Netra mendonasikan darahnya dengan dibantu oleh panitia Donor Darah, Rabu (8/3) (Harianj Jogja/Mayang Nova Lestari)

Minat masyarakat yang tinggi terlihat dalam waktu kurang dari tiga jam sebanyak 140 peserta mendaftarkan diri untuk menyumbangkan darahnya.

Harianjogja.com, SLEMAN—Antusias serta kesadaran masyarakat untuk mengikuti kegiatan donor darah rupanya cukup tinggi. Minat masyarakat yang tinggi terlihat dalam waktu kurang dari tiga jam sebanyak 140 peserta mendaftarkan diri untuk menyumbangkan darahnya.

Promosi Mi Instan Witan Sulaeman

Koordinator Unit Transfusi Darah PMI Kota Jogja, Nur Edi mengatakan pada kegiatan yang dilakukan di komplek RRI Pro 2, Jl Gejayan, Caturtunggal, tersebut menargetkan 350 kantong darah terkumpul dari para pendonor. Kegiatan yang diselenggarakan pukul 08.00-12.00 WIB tersebut dalam waktu singkat dapat menarik masyarakat untuk berbondong mendonor.

Nur melanjutkan, pihaknya berupaya untuk menggalakkan event donor darah di sejumlah wilayah untuk dapat memberi ruang bagi masyarakat berpartisipasi pada kegiatan berlatar kemanusiaan tersebut.

“Kegiatan rutin kami lakukan setahun dua kali yakni pada bulan Maret dan September,” kata Nur.

Event donor darah menjadi kegiatan rutin yang dilakukan meski diakuinya stok darah di PMI telah mencukupi, bahkan lebih. Bulan Maret ini, pihaknya akan menyelenggarakan empat kali event di sejumlah tempat yeng berbeda. Diperkirakan dari sejumlah event yang digelar tersebut dapat mernerima hingga 4.000 kantong darah.

Ribuan kantong darah yang terkumpul dari setuap event cukup membantu PMI dalam menyediakan stok darah bagi masyrakat yang membutuhkan. Pada 2016 lalu pihaknya dapat mengumpulkan sebanyak 40.665 kantong darah.

“Padahal kebutuhan masyarakat hanya mencapai 35.000 kantong darah saja, masih ada sisa,” kata dia.

Sisanya, lanjut Edi pihaknya lantas dapat mensupport sejumlah PMI di luar kota/ Kabupaten seperti Bantul, Kulonprogo, Klaten, dan sejumlah kota di Jawa Tengah. Kondisi tersebut membuat pihaknya mesti mengatur ritme para pendonor agar darah tak terbuang sia-sia.

“Darah itu ada expirednya, kami mesti mengatur jadwal donor darah karena kesadaran masyarakat untuk berdonor dinilai sudah sangat tinggi, sehingga kebutuhan melimpah,” kata dia.

Pendonor yang datang berasal dari berbagai kalangan, diantaranya pekerja, mahasiswa, juga masyarakat umum. Salah satu pendonor yang sempat mencuri perhatian yakni Simon Sujatmiko, 47, asal Bale Catur, Gamping.

Simon mendatangi lokasi donor darah dengan kondisi mata terpejam dan dituntun sebuah tongkat panjang. Meski mengalami tuna netra, Simon menyempatkan diri untuk mendonasikan darahnya kepada yang membutuhkan.

“Kesini naik bus dari rumah di Gamping. Sudah kali ketiga mendonor secara rutin setiap ada kegiatan donor darah,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya