BANTUL—Tak hanya sejumlah mahasiswa yang menolak perubahan nama Institut Seni Indonesia (ISI) menjadi Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI), sejumlah dosen pun ikut menolak. Salah satunya diungkapkan Dosen Fakultas Seni Rupa ISI Jogja, Dwi Maryanto.
Promosi Mendamba Ketenangan, Lansia di Indonesia Justru Paling Rentan Tak Bahagia
Menurut dia, perubahan ISI menjadi ISBI hanya akan memboroskan anggaran. Pasalnya selama ini pendidikan budaya sudah terselipkan dalam materi perkuliahan seni.
“Soal semiotika, sosiologi di perguruan tinggi ini sudah diberlakukan. Buat apa harus ada embel-embel budaya. Ini hanya akan buat kurikulum baru yang tumpah tindih. Akhirnya pemborosan,” katanya, Kamis (9/2).
Ia mengatatakan, Pusat baru memberikan informasi terkait perubahan tersebut pada akhir 2011. “Ini terkesan mendadak, apalgi tidak ada kajian akademiknya,” ujar Dwi.
Seperti diberitakan sebelumnya, hari ini ratusan mahasiswa ISI Jogja berunjuk rasa di depan gedung rektorat menolak perubahan ISI menjadi Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI).
Di depan gedung rektorat, mereka membentangkan spanduk besar bertuliskan “Tolak ISBI”. Peserta aksi juga membubuhkan tanda tangan sebagai wujud penolakan ISBI di spanduk kosong.(HARIAN JOGJA/Andreas Tri Pamungkas)