SOLOPOS.COM - Reviewer hibah penelitian Kemenristedik Dikti, Profesor Didik Sulistyanto saat memberikan Bimbingan Teknis (bimtek) penelitian bagi anggota hildiktipari se-Indonesia di Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo (Stipram), Kamis (14/1/2016). (Joko Nugroho/JIBI/Harian Jogja)

Dosen pariwisata saat ini bersemangat dalam mengajar, namun kurang dalam melakukan penelitian

Harianjogja.com, SLEMAN – Dosen yang juga anggota himpunan lembaga perguruan tinggi pariwisata Indonesia (Hildiktipari) minim melakukan penelitian. Akibatnya sedikit dari anggota hildiktipari yang mengakses dana hibah penelitian Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (kemenristedik dikti).

Promosi Skuad Sinyo Aliandoe Terbaik, Nyaris Berjumpa Maradona di Piala Dunia 1986

Ketua Hildiktipari, Suhendroyono mengatakan selama ini dosen di PT pariwisata lebih semangat dalam mengajar namun kurang dalam melakukan penelitian. Makanya akses dana hibah penelitian kemenristek dikti sangat minim.

“Tahun 2015 hildiktipari hanya mengakses 10% dari total dana hibah penelitian Kemenristedik Dikti. Padahal penelitian jadi tolok ukur kualitas perguruan tinggi,” kata Suhendroyono di sela-sela acara  Bimbingan Teknis (bimtek) penelitian bagi anggota hildiktipari se-Indonesia di Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo (Stipram), Kamis (14/1/2016).

Suhendroyono menambahkan masalah anggota Hildiktipari yang kurang mengakses dana penelitian karena tidak mengetahui caranya. Dosen juga minim semangat jika dihadapkan dengan inovasi. Untuk itu, pihaknya mendorong para dosen anggota Hildiktipari untuk mengikuti bimtek penulisan penelitian.

“Saat ini ada 100 dosen dari 70 PT anggota Hildiktipari ikut dalam bimtek penelitian. Hasilnya cukup mengejutkan, sudah ada 50 usulan penelitian yang ditulis anggota Hildiktipari. Ini sebuah kemajuan,” kata Suhendroyono.

Program ini diharapkan dapat meningkatkan minat dan kompetensi dosen dalam mengembangkan penelitian. Harapannya dosen akan semakin banyak berperan dalam mengembagkan dunia pariwisata melalui penelitian yang dihasilkan.

“Program akan dilaksanakan secara berkelanjutan, termasuk untuk pengabdian masyarakat,” katanya.

Di Stipram sendiri, Suhendroyono akan melakukan kebijakan wajib melakukan penelitian bagi dosen. Jika ada dosen tidak pernah meneliti pihaknya akan memberikan pengurangan jam mengajar agar sisa waktunya bisa dijadikan untuk meneliti.

“Kalau perlu tidak diberi jam mengajar dulu agar mau meneliti soal pariwisata. Meneliti bagi dosen itu penting agar tidak ketinggalan jaman,” kata Suhendroyono.

Reviewer hibah penelitian Kemenristedik Dikti, Profesor Didik Sulistyanto mengatakan Kemenristek Dikti mendukung upaya peningkatan hilirisasi hasil penelitian dengan menambah dana riset.

Jika tahun lalu anggaran sebesar Rp800 miliar dikucurkan untuk penelitian dan pengabdian masyarakat, tahun ini anggaran naik menjadi Rp1,6 triliun bagi perguruan tinggi negeri (PTN) dan perguruan tinggi swasta (PTS).

“Para dosen diharapkan bisa menyiapkan proposal yang bagus karena anggaran penelitian dan pengabdian masyarakat semakin besar, sehingga mereka tidak hanya fokus dalam bidang pendidikan,” kata Didik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya