SOLOPOS.COM - Pengemudi ojek online yang tergabung dalam Paguyuban Gojek Driver Jogjakarta (Pagodja) melakukan aksi damai di depan kantor Gojek, Umbulharjo, Yogyakarta, Kamis (24/3/2022). Dalam aksi itu mereka menuntut manajemen Gojek untuk mengembalikan tarif minimal dari Rp 6.400 ke Rp 8.000 serta level platinum, gold, silver dan basic dihilangkan untuk dikembalikan pada insetif lama. ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko

Solopos.com, JOGJA — Aksi ribuan driver ojek online (ojol) di Yogyakarta yang menggelar unjuk rasa memantik komentar dari Sekretaris Daerah DIY, Kadarmanta Baskara Aji. Menurutnya, tuntutan yang disampaikan para driver ojol wajar karena memang tarif jasa mereka sangat murah.

Kadarmanta Baskara Aji menceritakan pengalaman pribadinya saat menggunakan jasa ojol untuk membeli makanan melalui aplikasi. Dia menyebut tarif  untuk penggunaan jasa ojol itu sangat murah dan tergolong kecil.

Promosi Kisah Pangeran Samudra di Balik Tipu-Tipu Ritual Seks Gunung Kemukus

Karena tergolong kecil, kata dia, ini yang memantik ribuan driver ojol melakukan protes dan menuntut adanya kenaikan tarif. Menurutnya, tuntutan dari driver ojol itu sangat wajar.

“Saya juga melihat sebagai pelanggan itu [tarifnya] tergolong murah, saya kira wajar ketika mereka [driver[ minta naik, dengan melihat pengalaman murahnya itu, [tuntutan] itu wajar,” katanya di Kompleks Kepatihan, Jumat (25/3/2022).

Baca Juga: Tarif Terlalu Murah, Ratusan Driver Ojol Geruduk Kantor Grab Jogja

Baskara Aji yang juga sering menggunakan layanan aplikasi tersebut terutama untuk memesan makanan, saat ia melihat kadang harga atau ongkos kirim sangat murah. Bahkan yang misalnya mesti Rp3.000 terpotong diskon hanya Rp1.000.

“Kalau saya misalnya Go Food atau Grab Food itu sangat kecil, kadang-kadang di bawah harga aplikasi. Misal mestinya Rp3.000 yang untuk ongkir, itu kadang cuma Rp1.000. Saya enggak tahu persis mekanismenya di sana [perusahaan itu seperti apa] Rp1.000 apakah yang diterimakan ojolnya atau memang ada subsidi dari aplikasi,” ucapnya.

Karena tarif yang tergolong kecil itulah, driver kemudian menuntut kepada pihak perusahaan penyedia aplikasi agar menaikkan tarif.

Baca Juga: Tarif Tak Manusiawi, Ribuan Driver Ojol di Jogja Protes!

“Tapi kalau melihat harga aplikasinya saja Rp3.000 rupiah saya kira wajar teman-teman pengemudi ojol ini minta tambahan ongkos,” katanya.

Ia berharap persoalan itu bisa mendapatkan solusi dengan perusahaan terkait. Sehingga perlu dikomunikasikan dengan baik sehingga tidak ada dampak sosial di tengah masyarakat. Aji mengatakan, tarif bisa saja dinaikkan dengan dibebankan kepada pemakai. Karena para pengguna sendiri nantinya yang akan memilih.

“Itu semestinya bisa dikurangkan pada aplikasi atau dibebankan kepada pemakai. Kan itu pilihan saja, kalau orang merasa mahal ya enggak beli kan, kalau merasa mahal jauh ya kita cari yang dekat. Tapi kalau pengemudi kemudian mendapatkan bagian sangat sedikit, ya kasihan,” katanya.

Seperti diberitakan sebelumnya, ratusan driver melakukan aksi unjuk rasa di Kantor Grab Yogyakarta, di Ruko Casa Grande, Ringroad Utara, Kalurahan Maguwoharjo, Depok, Sleman Senin (21/3/2022) lalu. Mereka menuntut pengurangan jarak maksimal untuk tarif Rp6.400 dalam layanan Grab Food. Selain itu ongkos tersebut kadang masih harus terpotong untuk membayar parkir.

Kemudian, pada Kamis (24/3/2022), ribuan pengemudi ojol melakukan unjuk rasa di Kota Jogja. Mereka juga menuntut adanya kenaikan tarif dan menilai tarif yang saat ini ada sangat tidak manusiawi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya