SOLOPOS.COM - Soginah saat dengan setia merawat Suparman. (Arief Junianto/JIBI/Harian Jogja)

Dugaan malpraktik Bantul mengakibatkan satu pasien meninggal

Harianjogja.com, BANTUL– Pasien terduga korban malpraktik asal Dusun Sakaran, Wirokerten, Banguntapan, Bantul, Suparman akhirnya meninggal dunia. Tubuh Suparman melepuh selepas menjalani perawatan paska-operasi ambeien di Rumah Sakit (RS) Rajawali Citra (RC) Pleret,Bantul. (Baca Juga : DUGAAN MALPRAKTIK BANTUL : Pasien Meninggal Dunia)

Promosi Jaga Jaringan, Telkom Punya Squad Khusus dan Tools Jenius

Suparman menghembuskan nafas terakhir setelah dirawat selama sepuluh hari di RS Sarjito. Selama itu pula, kondisi Suparman terus memburuk hingga akhirnya meninggal dunia. Kepala Dinas Kesehatan Bantul Maya Sintowati Panji mengklaim tidak mengetahui Suparman meninggal dunia.

Kendati demikian menurutnya, apa yang diderita Suparman bukan kesalahan pihak RS Rajawali Citra.

“Dia memang memiliki penyakit alergi itu, kalau RS sudah melakukan tindakan sesuai prosedur,” papar dia, Rabu (2/3/3016)

Pihak RS kata dia tidak mengetahui bila pasiennya memiliki alergi terhadap jenis obat tertentu.

“Kan tidak semua pasien harus dites dulu [apakah ada alergi atau tidak] sebelum diberi obat. Kalau dokter menganggap perlu dites baru dilakukan tes,” papar Maya.

Suparman sebelumnya dirawat di RS Rajawali Citra dan sempat dibawa ke RS Nur Hidayah sebelum dilarikan ke RS Sarjito. Bapak dua anak itu mulanya menjalani operasi ambeien di RS Rajawali Citra pada akhir Januari lalu.

Pasca operasi ia melakukan rawat jalan dengan kontrol ke dokter sebanyak tiga kali. Saat kontrol pertama dan kedua, tidak ada masalah yang dialaminya. Namun setelah kontrol ketiga, tubuhya menghitam dan melepuh.

Keluarga kemudian membawanya ke RS Nur Hidayah. Baik otoritas RS Nur Hidayah maupun RS Rajawali Citra mengklaim, pasien mengalami alergi yang dinamakan Steven Jhonson Syndrome. Metabolisme tubuhnya mengalami reaksi yang berlebihan setelah mengonsumsi dua jenis obat yang diberikan RS


Rajawali Citra.

Yaitu Asam Fenamat berjenis analgetik dan Safrodoxyl berjenis antibiotik.

“Dua jenis obat ini tergolong obat keras yang efek sampingnya bisa sangat besar terhadap reaksi metabolisme tubuh,” terang Direktur RS Rajawali Citra Asri Priyani, kepada media sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya