DUGAAN SALAH DIAGNOSIS: Dewan Panggil Kadis Kesehatan dan Direktur RSUD Kulonprogo

ilustrasi

KULONPROGO–DPRD Kulonprogo bakal memanggil Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kulonprogo dan Direktur RSUD Wates terkait dugaan kesalahan diagnosis penyakit salah satu pasien, Kasmingin, 38, warga Dusun 11, Desa Krembangan, Panjatan.

Promosi 204,8 Juta Suara Diperebutkan, Jawa adalah Kunci

Ditemui di ruang kerjanya, Senin (16/7) siang, Ketua Komisi IV DPRD Kulonprogo yang membidangi masalah kesejahteraan rakyat, Thomas Kartaya mengatakan, terkait permasalahan ini pihaknya berencana melakukan audiensi dengan pimpinan Dinkes dan RSUD Wates.

“Akan klarifikasi dan minta penjelasan dari pimpinan Dinkes dan RSUD Wates, kami akan jadwalkan itu,” kata Thomas.

Menurut Thomas, profesionalisme pelayanan kepada pasien harus dimaksimalkan karena sesuai program pemerintah yang menempatkan kesehatan sebagai skala prioritas. Ia mengharapkan dengan adanya audiensi tersebut, anggota dewan bisa mengetahui duduk perkara persoalan agar menjadi perhatian hingga tidak terulang lagi di kemudian hari.

Terpisah, anggota Komisi IV, Didik Suratman berharap, pelayanan kesehatan RSUD Wates harus optimal. “Jangan sampai ada kesan diskrimasi pada pasien, semua pasien harus mendapatkan pelayanan kesehatan yang sama. Dokter juga jangan lalai dan teledor dalam memeriksa pasien. Harusnya sakit A dan harus segera diobati,malah didiagnosis sakit B,” ujar Didik.

Seperti diberitakan sebelumnya, Kasmingin yang menderita penyakit hernia saat itu berobat ke RS Rizki Amalia Lendah dan harus segera dioperasi. Lantaran berasal dari keluarga menengah ke bawah, oleh keluarga, ia dipindah ke RSUD Wates dengan harapan biaya lebih ringan dan mendapatkan pelayanan lebih baik.

Namun oleh dokter RSUD Wates, Kasmingin justru didiagnosis sakit infeksi saluran kencing dan hanya disarankan untuk rawat jalan. Selang beberapa hari, Kasmingin yang tidak kuasa menahan sakit akhirnya menjalani operasi hernia di RS Hidayatullah Jogja, awal Juli lalu, setelah dirujuk oleh RS Pura Raharja Lendah hingga menghabiskan dana sekitar Rp6 juta. (MG Noviarizal Fernandez)