SOLOPOS.COM - Ilustrasi Tsunami (Okezone)

Banyak EWS tsunami yang tidak berfungsi.

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL–Pascagempa yang berpotensi terjadinya tsunami Jumat 15/12/2017) malam lalu mendorong Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul mulai wasapada dengan mengoperasikan alat early warning system (EWS). Namun dari sejumlah alat yang tersedia, sebagian besar mengalami kerusakan.

Promosi Mendamba Ketenangan, Lansia di Indonesia Justru Paling Rentan Tak Bahagia

Manajer Pusat Pengendalian dan Operasi (Pusdalops), BPBD Gunungkidul, Marno mengatakan terdapat tujuh EWS yang telah terpasang di sepanjang pantai Gunungkidul. Alat yang dioperasikan secara manual tersebut tersebar di Pantai Ngrenehan, Kukup, Drini, Siung, Wediombo, Sepanjang dan Sundak.

Namun demikian alat bantuan yang diberikan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) senilai kurang lebih Rp500 juta pada empat tahun lalu itu kini sudah banyak yang rusak. “Dari tujuh itu yang masih berfungsi ada tiga, yakni di Pantai Kukup, Sepanjang, dan Drini,” kata dia kepada wartawan, Senin (18/12/2017).

Menurut Marno, empat EWS yang saat ini tidak dapat dioperasikan itu kondisinya memang sudah aus karena terpapar udara dari laut. Ditambah lagi memang setelah diserahterimakan dari BNPB ke BPBD Gunungkidul, selama ini belum ada anggaran khusus untuk pemeliharaan.

“Kemarin itu saat dilakukan pengecekan untuk perbaikan satu alat memerlukan sekitar Rp6,25 juta. Tapi memang saat ini dananya belum ada,” kata dia.

Selain sejumlah alat tersebut rusak, menurutnya perlu adanya pemancar yang dapat digunakan untuk mengaktifkan alat melalui jarak jauh. Minimal kata tiga perlu ada tiga pemancar untuk menjangkau seluruh pantai di Gunungkidul.

Menurutnya jika alat tersebut dapat berfungsi dan pemancar tersedia, maka alat kendali yang ada di Pusdalops BPBD Gunungkidul dapat langsung meneruskan infromasi tersebut ke seluruh lokasi. Peringatan akan berbunyi saat tombol ditekan. “Masih manual jadi ada tiga tombol yang ditekan yakni uji coba, waspada, dan tsunami,” jelasnya.

Dengan masih belum berfungsinya sejumlah EWS itu, maka untuk mitigasi bencana mengandalkan petugas yang yang ada di pantai. Seperti pada saat peringatan dini tsunami karena gempa pada Jumat (15/12/2017) lalu, peringatan hanya dilakukan dengan informasi manual. Petugas Search and Rescue (SAR) bersama nelayan dan masyarakat langsung berkumpul sesuai tempat evakuasi yang ditentukan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya