SOLOPOS.COM - Dwi Hartanto. (Sumber akun facebook Dwi Hartanto)

Rektor Institut Sains dan Teknologi Akademi Perindustrian (IST Akprind) Jogja sempat merasa bungah dan bangga ketika pertama kali mendengar heboh The Next Habibie

Harianjogja.com, JOGJA– Rektor Institut Sains dan Teknologi Akademi Perindustrian (IST Akprind) Jogja, Amir Hamzah sempat merasa bungah dan bangga ketika pertama kali mendengar heboh The Next Habibie yang dilekatkan sejumlah media massa kepada Dwi Hartanto seusai ajang Diaspora Indonesia akhir 2016 silam.

Promosi Tragedi Simon dan Asa Shin Tae-yong di Piala Asia 2023

Baca juga : Dwi Hartanto Mengaku Alumnus IST Akprind, Rektor Kaget

Hanya saja Amir dan sejumlah rekannya di Akprind sempat masygul. Sebab Dwi saat itu sama sekali tak menyebut nama almamaternya saat kuliah S1 di Jogja.

“Padahal S-1 itu kan fase penting dalam dunia akademik, sebelum ia melanjutkan ke jenjang berikutnya,” kata pria kelahiran Magelang itu.

Tak disebutnya Akprind, membuatnya ragu yang dibicarakan saat itu adalah alumnus kampus mereka. IST Akprind pun sempat melacak keberadaan Dwi, tapi kandas karena tak menemukan kontak untuk menghubunginya.

“Awalnya kami ingin mengecek apakah betul Dwi lulusan kampus kami. Motif awal sebetulnya prestasi Dwi itu bisa untuk mengangkat nama kampus, bisa untuk promosi,” kata pengajar yang pernah menjadi Dosen Berprestasi Tingkat III Kopertis Wilayah V tersebut.

“Tetapi sejak awal kami sebenarnya sudah masygul. Sebab Dwi bilang S1 dia di Jepang, tanpa menyebut pernah menempuh S-1 di Indonesia apalagi Akprind.”

Setelah mendapat berita buruk yang turut menggeret nama institusi yang dipimpinnya ini, Amir mengumpulkan para petinggi kampus untuk membahas tindakan apa yang akan dilakukan. Termasuk mempertimbangkan apakah akan menjatuhkan sanksi berupa pencabutan gelar kesarjanaan dari Dwi.

“Tentu saja kami harus mengambil keputusan yang paling bijak, sehingga kami akan mempertimbangkan dengan sangat matang termasuk melibatkan pejabat yayasan dalam membahasnya,” kata peraih Cum Laude program Doktoral Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada pada 2008 itu.

Alumnus Fakultas MIPA Institut Pertanian Bogor itu mengaku akan memberikan keterangan kepada media massa dalam dua tiga hari ke depan untuk menanggapi berita buruk terkait dengan alumnusnya tersebut. “Secepatnya, besok [hari ini] kami rapatkan ini,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya