Solopos.com, JOGJA — Merebaknya penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) menjadi permasalahan tersendiri di Indonesia. Untuk mengantisipasi penyebaran penyakit yang ditularkan dari nyamuk Aedes aegypti itu, dilakukan perlawanan dengan menyebarkan nyamuk ber-Wolbachia.
Apa itu nyamuk Wolbachia yang telah disebar di Jogja?
Nyamuk Wolbachia yang disebar di Jogja merupakan hasil penelitian yang dilakukan Pusat Kedokteran Tropis FKKMK Universitas Gadjah Mada (UGM) bekerja sama dengan World Mosquito Program (WMP), Yayasan Tahija, dan Pemerintah Kota Jogja. Pengembangbiakan dan penyebaran nyamuk Wolbachia ini dilakukan karena diklaim mampu menekan kasus penyakut DBD.
Dilansir dari ugm.ac.id, Rabu (24/8/2022), bakteri Wolbachia ini memiliki kemampuan mengendalikan replikasi virus dengue. Untuk itu, nyamuk yang sudah dimasuki bakteri Wolbachia itu saat menghisap virus dengue maka virus tidak bisa mereplikasi di dalam tubuh nyamuk.
Dilansir dari ugm.ac.id, Rabu (24/8/2022), bakteri Wolbachia ini memiliki kemampuan mengendalikan replikasi virus dengue. Untuk itu, nyamuk yang sudah dimasuki bakteri Wolbachia itu saat menghisap virus dengue maka virus tidak bisa mereplikasi di dalam tubuh nyamuk.
Dengan demikian, virus dengue itu tidak dapat ditularkan ke orang lain. Selain itu, bakteri Wolbachia akan menurun ke generasi berikutnya.
Baca Juga: Terungkap! Ada 5 Anak Perempuan yang Dicabuli Pemuka Agama di Bantul
Melalui bakteri Wolbachia yang diambil dari serangga dan dimasukkan ke dalam nyamuk Aedes aegypti ini nantinya akan menghambat virus dengue penyebab DBD.
Uji Efikasi Wolbachia
Dikutip dari eliminatedengue.com, Rabu (24/8/2022), metode penyebaran nyamuk Wolbachia berhasil menurunkan kasus DBD di Yogyakarta sebesar 77% dan menerunkan pasien yang dirawat di rumah sakit sebesar 86%. Hasil uji efikasi Wolbachia ini merupakan hasil dari penelitian yang dilakukan Aplikasi Wolbachia untuk Eliminasi Dengue (AWED) yang berlangsung selama tiga tahun, mulai 2017-2022 di Kota Jogja dan sebagoan wilayah Kabupaten Bantul.
Baca Juga: Bawa Palu & Celurit, Pria di Kulonprogo Ajak Duel Selingkuhan Istrinya di Sawah
Uji efikasi Wolbachia ini dilakukan di area percobaan dengan populasi sekitar 312.000 orang selama 27 bulan dengan melibatkan 8.144 partisipasi berusia 3 hingga 45 tahun yang mengunjungi salah satu dari 18 puskesmas karena mengalami gejala demam akut yang berlangsung antara 1 hingga 4 hari.
Penelitian itu dilakukan untuk mengetahui apakah intervensi teknologi Wolbachia pada populasi nyamuk Aedes aegypi dapat mengurango kasus dengue yang terkonfirmasi secara virologis pada warga berusia 3 sampai 45 tahun yang tinggal di Kota Jogja.
Penelitian yang dilakukan menunjukkan nyamuk ber-Wolbachia efektif menurunkan 77% kejadian demam berdarah di daerah intervensi dibandingkan dengan daerah pembanding. Penelitian ini dilakukan dengan cara melepaskan nyamuk Aedes aegypti yang sudah terinfeksi bakter Wolbachia dalam skala besar di Jogja.