SOLOPOS.COM - Karya desainer asal kota Solo, Jawa Tengah Betsy Swastikowati dengan label BTSY mengawali perjumpaan Sahabat Tirana di Designer Corner. Koleksi ini dikemas dalam tajuk Nyonyah Pitut Erickson. (Kusnul Isti Qomah/JIBI/Harian Jogja)

Ekonomi kreatif kali ini mengenai bisnis busana.

Harianjogja.com, JOGJA—Dunia tata busana terus berkembang. Bakat-bakat baru terus bermunculan. Untuk itu, Tirana House mewadahi desainer-desainer berbakat dengan Designer Corner sebagai tempat desainer memajang hasil kreativitas mereka.

Promosi Moncernya Industri Gaming, Indonesia Juara Asia dan Libas Kejuaraan Dunia

Pemilik Tirana House Nunuk Ambarwati mengungkapkan, Designer Corner sudah direncanakan sejak pertengahan tahun lalu. Ia menyediakan sebuah sudut dari bagian dalam Tirana House untuk para desainer memamerkan karyanya.

“Saya ingin mendukung desainer lokal agar bisa berkembang. Tidak terbatas pada desainer Jogja saja tapi seluruh desainer lokal di Indonesia,” papar dia kepada Harianjogja.com di Tirana House, Kota Baru, Jogja, Jumat (22/4/2016).

Konsep awal  yang diangkat yakni setiap desainer diberi waktu selama tiga bulan. Setelah itu, akan dievaluasi. Jika permintaan pasar masih tinggi dan belum ada pengganti, maka bisa diperpanjang selama tiga bulan lagi.

“Tapi, sekarang ini sudah ada lima desainer yang antre. Ternyata peminatnya banyak juga,” ungkap dia.

Nunuk mengungkapkan,  tidak semua karya bisa langsung lolos seleksi. Karya tersebut harus memenuhi kriteria yang ditentukan. Adapun kriteria itu seperti harus desainer lokal, memiliki karakteristik, dan memiliki konsep. Selain itu, bahan pakaian harus berkualitas meskipun desain baju sederhana. Bahan yang bagus akan membuat karya terlihat lebih bagus.

“Produknya juga harus sesuai dengan standar Tirana House jadi biar enggak jomplang karena produk di Tirana House memiliki kualitas ekspor,” ungkap dia.

Selama memamerkan produk di Tirana House, karya tersebut hanya boleh tersedia di Tirana House. Harga juga harus dipikirkan oleh desainer sehingga tidak terlalu mahal. Untuk karya pertama yang dipajang saat ini adalah karya dari desainer asal kota Solo, Jawa Tengah Betsy Swastikowati dengan label BTSY. Harga dari 16 karya miliknya bervariasi antara Rp150.000 hingga Rp1,1 juta. Desain yang ditampilkan juga bersifat eksklusif.

Ia berharap, keberadaan Designer Corner mampu menjadi wadah bagi  perancang busana untuk menunjukkan karyanya. Mengenai jumlah karya, hal itu diserahkan kepada perancang busana. Mereka  bisa menyesuaikan dengan ruang yang disediakan.

“Untuk modelnya, kami sarankan yang ready to wear yang bisa dipakai sehari-hari. Mereka juga bisa membuat  karya yang belum tersedia di Tirana House,” papar dia.

Karya pertama yang dipajang adalah karya dari desainer asal kota Solo, Jawa Tengah Betsy Swastikowati dengan label BTSY. Koleksi yang dikemas dalam tajuk Nyonyah Pitut Erickson sangat pas dan hangat serta modern. Karya ini terinspirasi oleh seorang kerabat yakni tante dari Betsy bernama Pitut, yang menikah dengan seorang warga negara Amerika dan kemudian menetap disana.

Pitut adalah sosok yang dihormati dan dikagumi oleh Betsy. Pitut sangat mencintai kebudayaan Indonesia meskipun saat ini hidup dalam kultur yang berbeda setelah menetap di Amerika. Setiap liburan musim panas, Pitut selalu pulang ke Solo bersama suaminya. Tante Pitut sangat menyukai batik terutama motif-motif tradisional.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya