SOLOPOS.COM - Ilustrasi pencari kerja. (Desi Suryanto/JIBI/Harian Jogja)

Penggangguran terdidik menjadi salah satu hal yang menjadi perhatian Pemerintah Daerah (Pemda) DIY.

Harianjogja.com, JOGJA--Penggangguran terdidik menjadi salah satu hal yang menjadi perhatian Pemerintah Daerah (Pemda) DIY. Mereka yang belum memiliki pekerjaan didorong untuk menciptakan lapangan kerja sendiri.

Promosi Mimpi Prestasi Piala Asia, Lebih dari Gol Salto Widodo C Putra

Namun, Pemda DIY juga berusaha untuk mengurangi pengangguran terdidik dengan jalan menciptakan lapangan kerja baru.

Sekretaris Daerah (Sekda) DIY Gatot Saptadi berharap para penggangguran terdidik bisa menciptakan lapangan pekerjaan sendiri. Dengan demikian yang bersangkutan tidak hanya berhasil membuat dirinya bekerja, tapi juga bisa membuka peluang bagi orang lain untuk mendapatkan pekerjaan.

“Kami akan memberikan tambahan ilmu berwirausaha kepada penggangguran terdidik supaya bisa menciptakan lapangan kerja sendiri, artinya bukan pemerintah yang melakukannya,” ucap Gatot melalui sambungan telepon, Rabu (31/1/2018).

Meski demikian, Pemda DIY tidak akan lepas tangan dalam upaya menciptakan lapangan pekerjaan. Gatot mengungkapkan, berbagai proyek infrastruktur yang akan dibangun seperti misalnya, New Yogyakarta International Airport dan Jogja Outer Ring Road merupakan upaya untuk membuka lapangan pekerjaan.

“Jalan keluarnya adalah menciptakan lapangan kerja. sektor infrastruktur yang kami lakukan, misalnya, bandara dan pembangunan jalan. Pembangunan jalan kan yang masuk teman-teman yang punya basic teknis. Bandara kan banyak, ekonomi, bisnis bisa masuk ke dalam,” sambung Gatot.

Ia meyakini, para penganggur terdidik, adalah orang-orang yang memiliki kemampuan, tapi tidak bekerja karena lapangan pekerjaan yang terbatas. Kemungkinan lain adalah gaji yang dirasa tidak sesuai dengan tingkat pendidikannya atau tempat bekerja yang tidak sesuai.

Berdasarkan teori, Gatot mengatakan solusinya adalah dengan cara membuka lapangan pekerjaan. Jika pengangguran yang kurang terdidik baru akan diberi pelatihan untuk memiliki ketrampilan khusus.

“Kalau teorinya yang terdidik, bukan dikasi pelatihan. Justru yang khawatirnya tidak terdidik. Kalau yang terdidik kami yakin punya kemampuan, cuman tempatnya tidak ada. Atau  tempat kerja tidak sesuai. Misalnya sarjana mungkin di pos yang bukan tempatnya. Atau gajinya kurang pas,” terang Gatot.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya