SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi
Gunung api Purba Nglanggeran merupakan daya tarik khas di Dusun Nglanggeran Wetan, Desa Nglanggeran, Kecamatan Patuk. Sekitar 60 juta tahun lalu, gunung itu diduga pernah mengeluarkan lava pijar.
Dugaan itu merupakan hasil penilitian pada 2008, yang dilakuan Dinas Pariwisata Gunungkidul dan geolog dari UPN Veteran Yogyakarta dan UGM. Heru Purwanto, 26, warga setempat sekaligus anggota pengelola kawasan ekowisita Gunung Purba mengatakan banyak bebatuan besar ditemukan di kawasan itu.
“Banyaknya struktrur batu yang lembut dan halus di Gunung Bucu [salah satu titik di Gunung Purba Nglanggeran], menurut para peneliti dipercaya sebagai bukti tempat aliran kawah gunung api purba,” ujarnya kepada Harian Jogja, Minggu (8/5).
Gunung purba seluas 48 hektare itu menjadi rujukan mahasiswa, pecinta alam, serta keluarga yang ingin menyaksikan salah satu gunung yang pernah akitif di Indonesia.
“Tempat ini sering digunakan untu outbond, kemah, naik gunung, dan malam keakraban bagi para pelajar dan mahasiswa,” kata Heru.
Herlambang, salah satu peserta outbond mengatakan Gunung Api Purba Nglanggeran mempunyai banyak fasilitas kegiatan luar ruangan.
“Selain dekat dengan Jogja, fasilitasnya komplet. Ada pendapa yang bisa digunakan untuk api unggun, ada tanah lapang untuk mendirikan tenda juga,” kata mahasiswa kedokteran UMY itu.
Gunung Api Purba Nglanggeran saat ini dikelola 25 pemuda Karang Taruna Nglanggeran. Organisasi itu dibentuk sekitar 1999. Nglanggeran mampu memberdayakan pemuda desa.
“Pengunjung sering meminta untuk diadakan pentas seni pertunjukkan seperti jatilan. Bahkan mereka juga minta untuk dimasakkan makanan asli. Penduduk sekitar sangat terbantu oleh adanya wisatawan,” kata Heru.(Wartawan Harian Jogja/Kurniyanto)
HARJO CETAK