SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi
KULONPROGO—Menurunnya elevasi air Waduk Sermo yang terletak di desa Hargowilis, Kecamatan Kokap memengaruhi kualitas air baku untuk keperluan persediaan air minum masyarakat Kulonprogo.
Diakui oleh Direktur Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kulonprogo, Jumantoro, Kamis (29/9), menurunnya kualitas air baku disebabkan oleh suhu waduk yang cenderung lebih tinggi akibat terpaan sinar matahari dalam jumlah yang lebih banyak dibanding saat musim penghujan.
Menurut dia, dengan intensitas sinar matahari yang lebih tinggi membuat ganggang tumbuh subur. Terlebih, ganggang yang tumbuh di air Waduk Sermo tersebut berbeda dengan ganggang pada umumnya. ”Di [waduk] Sermo, ganggangnya sulit untuk diendapkan,” ujarnya.
Oleh karena itulah, ketika tahap produksi, pihaknya telah menganggarkan pemakaian tawas 50 persen lebih banyak dari biasanya. ”Pengaruhnya hanya itu saja. Hanya pada kualitas. Tidak pada kuantitas dan debit air yang dirasakan pelanggan,” ujarnya.
Ia menegaskan, berapapun penurunan elevasi air waduk, tidak akan berpengaruh suplai air minum dari Sermo. ”Bahkan seperti misalnya di 2009 lalu, dimana penurunan elevasi mencapai 15 meter, pompa kami masih bisa mengalirkan air. Apalagi ini, yang hanya tiga meter saja,” ujarnya.
Hanya saja, dengan menurunnya debit air Sermo tersebut, mempengaruhi kuantitas air yang mengalir di mata air Clereng. ”Ini karena memang kami tidak bisa mengalirkan air ke sana [mata air clereng] sesering mungkin. Dengan begitu, dampaknya memang pada penurunan permukaan air sumur warga,” ujarnya.
Meski demikian, sejumlah warga Desa Kanoman, Kecamatan Panjatan mengeluhkan aliran air PDAM milik mereka kerap tidak lancar. ”Bahkan saat lebaran lalu, bisa dipastikan kami tidak kebagian air bersih,” ujar Suryanto, 30, warga dusun III Desa Kanoman kemarin saat ditemui wartawan di rumahnya.(Harian Jogja/Arief Junianto)