SOLOPOS.COM - Ilustrasi distribusi elpiji kemasan tabung isi 3 kg (JIBI/Harian Jogja/Dok.)

Harianjogja.com, BANTUL– Kecurangan bisnis penjualan gas elpiji 3 Kg ditengarai terjadi di Bantul. Tindakan itu turut memicu kelangkaan gas yang terjadi saat ini di sejumlah wilayah di Bantul.

Dugaan kecurangan bisnis penjualan gas bersubsidi itu diungkapkan salah seorang pemilik pangkalan gas di Bantul. Menurut dia sejak tiga minggu terakhir, pasokan gas dari agen ke pangkalannya berkurang hingga 30%.

Promosi Pemilu 1955 Dianggap Paling Demokratis, Tentara dan Polisi Punya Partai Politik

“Biasanya disetor 130 tabung setiap minggunya sekarang hanya 100 tabung,” terang sumber tersebut yang meminta identitasnya dirahasiakan Senin (3/11/2014).

Setelah ditelusuri ke pemilik agen, ternyata menurut sumber itu tidak ada pengurangan pasokan gas ke pangkalannya dari agen resmi. Pengurangan gas elpiji tersebut ternyata dilakukan sopir pengangkut elpiji tersebut. Pasokan gas ke pangkalan tersebut sengaja dikurangi, agar masih ada gas yang dapat dijual ke pangkalan lain dengan harga lebih tinggi. Sedangkan pemilik agen hanya berjanji akan menindak anak buahnya yang melakukan kecurangan.

“Kalau dari agen ke pangkalan harga normalnya dijual Rp13.000 per tabung, tapi oleh oknum dari agen dijual ke pangkalan lain yang mau membeli hingga Rp15.500 per tabung,” paparnya.

Akibatnya kata dia, harga jual gas ke masyarakat menjadi lebih mahal dari harga normal. Lantaran pangkalan yang membeli gas tersebut dengan harga tinggi tentu akan menjual ke pengecer atau konsumen dengan harga di atas normal.

Dampak lainnya adalah penyebaran gas elpiji yang tidak merata karena terkonsentrasi atau dimonopoli oleh pangkalan tertentu di suatu daerah yang mau bekerjasama dengan oknum nakal tersebut.

“Harusnya gas mudah didapat di semua daerah, sekarang misalnya di Kota Bantul jadi langka, tapi di daerah lain yang mungkin di desa barangnya banyak. Harga juga mahal. Yang rugi akhirnya masyarakat,” tuturnya.

Sumber itu bahkan menyebut sebuah pangkalan di Kecamatan Bambanglipuro yang menerima pembelian gas dari oknum agen yang nakal tersebut. Akibatnya, pasokan gas ke pangkalan itu naik drastis dibanding jatah yang seharusnya ia terima.

Salah satu pemilik pangkalan gas di Bambanglipuro Bantul, Zahrowi juga mencurigai aksi curang bisnis elpiji bersubsidi tersebut. Sebab sejak tiga minggu terakhir, pasokan gas ke pangkalannya tiba-tiba berkurang.

“Tidak ada penjelasan oleh agen tiba-tiba berkurang dari biasanya 60 menjadi 50 tabung per minggu. Kalau benar disalahgunakan kami minta pemerintah menindak pelaku,” imbuh Zahrowi.

Kepala Seksi Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Bantul Agus Suharja memastikan tidak ada pengurangan gas elpiji dari PT. Pertamina mupun agen ke pangkalan sehingga memicu kelangkaan gas di masyarakat.

“Kalau ada pengurangan pasti ada pemberitahuan,” terang Agus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya