SOLOPOS.COM - Warga membawa elpiji 3 kg dalam operasi pasar yang digelar PT Pertamian DIY di Jetis Jogja, Minggu (16/10/2016). (Desi Suryanto/JIBI/Harianjogja)

Elpiji bersubsidi mendapatkan harga yang jauh berbeda dibandingkan nonsubsidi

Harianjogja.com, JOGJA-Disparitas harga tabung gas LPG ukuran tiga kilogram dan 12 kilogram menjadi salah satu faktor tingginya konsumsi gas melon. Sebelum pencabutan subsidi bahan bakar untuk rumah tangga ini, diharapkan pemerintah dapat lebih berhati-hati dalam memutuskan kebijakan tersebut.

Promosi Piala Dunia 2026 dan Memori Indah Hindia Belanda

“Pencabutan subsidi ini akan memukul daya beli masyarakat. Harganya akan naik beberapa kali lipat. Kalau sekarang harga gas tiga kilogram [dijual] antara Rp16.000 sampai Ro20.000, mungkin naiknya bisa menjadi Rp45.000 per tabung,” ujar Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Tulus Abadi ditemui di The 101 Yogyakarta Hotel, Rabu (29/3).

Dicabutnya subsidi tersebut, akan langsung berdampak pada kenaikan harga jual bahan bakar rumah tangga itu. Akibatnya, harga gas semakin mahal dan warga dapat beralih ke bahan bakar kayu untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga.

Tulus mengimbau agar pencabutan subsidi gas LPG 3 kilogram yang rencanakan dilakukan tahun depan itu dapat ditindaklanjuti secara hati-hati. Pengalaman pemerintah dalam mencabut subsidi listrik untuk 900 ampere juga harus dapat menjadi pertimbangan dalam merealisasikan pencabutan subsidi gas LPG.

“Waktu itu hanya empat juta pelanggan saja yang mendapat subsidi, sedangkan subsidi listrik untuk 19 juta pelanggan dicabut. Jangan sampai pencabutan subsidi tersebut memunculkan kemiskinan baru,” jelas Tulus.

Selama ini, kata Tulus, tingginya minat masyarakat terhadap gas LPG 3 kilogram sebagai akibat dari adanya disparitas harga gas yang dipasarkan. Harga gas LPG non subsidi seperti ukuran 12 kilogram dipatok dengan perbedaan harga yang lebih tinggi.

“Masyarakat pastinya akan mencari yang lebih murah. Maka dari itu, rekomendasi kami adalah bagaimana pemerintah dapat membuat disparitas harga yang tidak jauh berbeda. Selain itu, perlu adanya distribusi tertutup, sehingga pengguna gas LPG bersubsidi dapat lebih tepat sasaran,” papar Tulus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya