SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Elpiji bersubsidi yang bakal dicabut menjadi perhatian YLKI

Harianjogja.com, JOGJA–Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mensosialisasikan penggunaan energi bersih untuk kebutuhan rumah tangga pada acara diskusi publik dan media briefing dengan tema “Dampak Penggunaan Energi Bersih dan Inklusif tehadap Kesehatan Perempuan”.

Promosi Antara Tragedi Kanjuruhan dan Hillsborough: Indonesia Susah Belajar

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) 2015, 43 % rumah tangga di Indonesia masih memakai bahan bakar kayu. Padahal kayu adalah jenis bahan bakar padat yang tidak ramah kesehatan dan lingkungan.

Ketua Pengurus Harian YLKI, Tulus Abadi mengatakan menurut data WHO secara global 43 juta jiwa per tahun meninggal akibat polusi udara rumah tangga sebagai dampak penggunaan bahan bakar padat. Sedangkan di Indonesia, diprediksi ada 45.000 korban anak-anak dan perempuam dari bahan bakar padat tersebut.

“Kami yakin konsumen akan senang menggunakan bahan bakar yang ramah kesehatan, ramah lingkungan, dan ramah kantong konsumen,” ujar dia pada Rabu (29/3/2017).

Menurut Tulus, pemerintah hendaknya berhati-hati dengan rencana pencabutan subsidi gas elpiji melon 3 kilogram pada awal 2018. Dikhawatirkan konsumen khususnya masyarakat kelas menengah ke bawah malah akan beralih ke bahan bakar kayu lagi. Apalagi pengetahuan konsumen Indonesia akan energi alternatif masih minim. Maka dari itu YLKI mulai mensosialisasikan penggunaan Tungku Sehat Hemat Energi (TSHE) kepada konsumen di seluruh Indonesia. Diharapkan dengan adanya TSHE berbahan bakar kayu namun minim asap ini, masyarakat dapat memiliki alternatif penggunaan energi bersih untuk kebutuhan rumah tangga. Khusunya bagi para ibu yang sering membawa serta balitanya saat memasak di dapur.

Perwakilan dari Yayasan Kesehatan Perempuan Yogyakarta, Zumroti K Susilo juga menyoroti pentingnya pemanfaatan energi bersih. Menurutnya, kini di dunia banyak gerakan-gerakan yang mendorong penggunaan sumber daya berupa energi alternatif ini. Pada tahun 2011 saja, sebanyak 20% penduduk dunia sudah mulai beralih ke energi terbarukan (The World Bank, 2014).

Zumroti mengatakan Indonesia harus mulai belajar untuk memanfaatkan air, angin, bahkan limbah untuk diolah menjadi sumber energi bersih. Hal tersebut penting dilakukan untuk menekan angka kematian ibu dan balita yang tinggi di Indonesia. “60 juta keluarga di Indonesia masih menggunakan bahan bakar kayu yang berbahaya pada kesehatan khususnya ibu dan balita yang terpapar,” ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya