SOLOPOS.COM - Ilustrasi elpiji 3 kg alias gas melon. (JIBI/Bisnis/Dok.)

Elpiji Gunungkidul, rencana kenaikan gas melon membuat warga khawatir

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL — Pemerintah berencana menaikan harga jual gas elpiji kemasan tiga kilogram menjadi Rp30.000 per tabung. Meski wacana tersebut baru dilaksanakan pada Maret mendatang, isu ini beredar luas dan membuat warga jadi khawatir akan kenaikan itu.

Promosi Mali, Sang Juara Tanpa Mahkota

Baca Juga : ELPIJI GUNUNGKIDUL : Isu Kenaikan Gas Melon Bikin Cemas

Seorang penjual soto di Kota Wonosari, Siwi mengaku belum mengetahui isu kenaikan gas melon. Namun demikian, ia pun berharap agar wacana tersebut dikaji ulang sebab jika benar dilaksanakan maka dampaknya akan dirasakan oleh masyarakat, terutama yang berasal dari kalangan bawah.

“Mohon dipertimbangkan lagi karena dampaknya pasti dirasakan oleh warga secara luas,” katanya, Rabu (11/1/2017) .

Menurut Siwi, permasalahan gas melon tidak hanya terletak di harga jual. Namun ada  masalah lain menyangkut dengan ketersediaan pasokan, di mana di saat-saat tertentu barang sulit didapatkan di pasaran. Dia mengakui, untuk mengantisipasi hal tersebut terus melakukan penghematan sehingga kebutuhan gas bisa lebih awet. Salah satunya dilakukan dengan memanfaatkan arang untuk berjualan.

“Gas melon hanya untuk memasak air dan membuat gorengan. Sedang untuk  jualan soto saya menggunakan arang,” ungkapnya.

Terpisah, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Gunungkidul Hidayat mengaku belum mendapatkan edaran secara resmi, namun untuk isu kenaikan sudah bergulir sejak beberapa bulan yang lalu. Terkait dengan wacana ini, ia berharap warga untuk tetap tenang karena kebijakan tersebut pastinya akan melalui kajian yang mendalam sebelum diberlakukan.

“Intinya tetap tenang dulu karena jika ada kepanikan malah dampaknya tidak baik karena kebutuhan di pasaran bisa dimanfaatkan oleh ulah spekulan nakal,” katanya.

Untuk diketahui, wacana menaikan harga elpiji tiga kilogram sesuai nilai keekonomian sekitar Rp30.000 per per tabung diungkapkan oleh Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Kementerian ESDM I Gusti Nyoman Wiratmaja. Adanya kenaikan ini maka pemerintah akan menerapkan subdsidi langsung ke masyarakat sebanyak 26 juta rumah tangga miskin dan 2,3 juta UMKM. Nantinya untuk mendapatkan gas melon bersubsidi, warga penerima manfaat mendapatkan sebuah kartu yang dikeluarkan oleh Kementerian Sosial.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya