SOLOPOS.COM - Salah seorang pengunjung saat melihat kerusakan yang ada di Embung Gunung Panggung, Tambakromo, Kecamatan Ponjong. Selasa (15/12/2015) (David Kurniawan/JIBI/Harian Jogja)

Embung Gunung Panggung masih dalam proses pembangunan.

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL – Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Gunungkidul menilai proses pembangunan Embung Gunung Panggung, di Desa Tambakromo, Kecamatan Ponjong belum selesai seluruhnya. Sebagai dampaknya keberadaan embung belum berfungsi secara maksimal.

Promosi Skuad Sinyo Aliandoe Terbaik, Nyaris Berjumpa Maradona di Piala Dunia 1986

Kepala DPU Gunungkidul Eddy Praptono menjelaskan, pembangunan Gunung Panggung dilakukan bersamaan dengan pembangunan Embung Batara Sriten, di Desa Pilangrejo, Nglipar. Dua embung ini dibangun dengan menggunakan dana hibah dari Pemerintah DIY sebesar Rp3 miliar.

Dalam perencanaan awal, pembangunan Embung Gunung Panggung ditaksir menelan biaya Rp1,7 miliar. Namun dalam proses pelaksanaannya, hanya mendapat jatah Rp1 miliar, karena dana Rp2 miliar digunakan untuk membangun Embung Sriten.

“Memang masih kurang sekitar Rp700 juta. Jadi untuk sekarang pembangunannya belum selesai secara keseluruhan,” katanya.

Sayangnya upaya penyelesaian embung terkendala aturan, sebab saat ini aset tersebut merupakan milik Pemerintah Desa Tambakromo. Eddy mengakui, pemkab belum bisa memberikan bantuan karena terbentur aturan. Hanya saja, ia berjanji akan berusaha agar fasilitas itu tidak menjadi bangunan mangkrak.

“Saat ini kewenangan memang ada di pemerintah desa setempat. Namun kami akan berusaha membantu, salah satunya dengan mewacanakan penambahan alokasi dana desa untuk desa itu. Tapi rencana ini harus dibicarakan terlebih dahulu dengan DPPKAD,” katanya.

Terpisah, Kepala Desa Tambakromo Sudigdo Wiyoko belum bisa dikonfirmasi mengenai keberlanjutan Embung Gunung Panggung. Saat dihubungi melalui nomor ponselnya dalam kondisi tidak aktif.

Sebelumnya diberitakan, bahwa dalam setahun terakhir, Embung Gunung Panggung sudah ditambal sebanyak tiga kali. Namun upaya tersebut belum maksimal karena disinyalir masih ada kebocoran sehingga embung tidak bisa penuh terisi air.

“Airnya tidak ada mas. saya tidak tahu kenapa banyak yang bocor, tapi menurut petugas yang memerbaiki, kebocoran terjadi karena lokasi dasaran yang kurang rata,” kata Narni, pemilik warung yang berada di kaki bukit Gunung Panggung kepada Harianjogja.com, Rabu (27/4/2016).

Dia pun berharap agar kerusakan itu dapat diperbaiki. Sebab dari sisi potensi keberadaan embung memiliki manfaat yang luas. Selain untuk irigasi bagi petani saat musim kemarau, lokasi itu juga bisa dijadikan sebagai tempat wisata.

“Sayang kalau hanya dibiarkan saja, karena bisa menjadi bangungan mangkrak,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya