SOLOPOS.COM - Patung berjudul Without The Soul karya Komroden Haro yang dipajang di Tirana Art House, Jl. Suryodingratan, Senin (16/12/2013). (JIBI/Harian Jogja/Kurniyanto)

Harianjogja.com, JOGJA—Patung berwujud gaun berwarna merah itu berdiri di antara tumpukan baju dan pakaian dalam wanita. Jika pengunjung melihat sepintas, pasti menyangka kalau patung tersebut merupakan manequeen [boneka untuk memajang baju] yang sengaja dipajang sebagai sampel pakaian kepada calon pembeli.

Namun patung setinggi 165 centimeter berbahan dasar alumunium dan besi itu adalah satu dari empat karya milik pematung Komroden Haro yang dipajang di Tirana Art House, Jl. Suryodingratan dalam pameran bertajuk Respon Merespon.

Promosi Yos Sudarso Gugur di Laut Aru, Misi Gagal yang Memicu Ketegangan AU dan AL

Pameran yang berlangsung mulai 5 hingga 28 Desember 2013 merupakan salah satu rangkaian pameran yang digulirkan oleh Asosiasi Pematung Indonesia Kota Jogja.

Sesuai dengan tema yang diusung, Komroden Haro pematung lulusan Fakultas Seni Rupa Institut Seni Indonesia (ISI) Jogja itu memang berusaha untuk merespons ruangan Tirana Art House dengan karya patungnya.

“Saya tidak mau hanya memindah karya di sini [Tirana] tanpa berusaha memberikan respons terhadap Tirana sebagai butik pakaian,” katanya kepada Harianjogja.com, Senin (16/12).

Maklum, sebelum Komroden Haro berpameran, beberapa seniman patung yang dipamerkan di Tirana hanya membuat karya idealis, dalam artian tidak berusaha menyinergikan karya dengan ruangan Tirana.

Komroden mengungkapkan tidak mudah membuat karya patung yang bisa merespons ruangan Tirana. Ia membutuhkan waktu sebulan untuk mencari konsep yang dinilainya cocok sebelum kemudian dieksekusi menjadi karya.

“Tapi hal ini justru membuat saya tertantang,” kata seniman kelahiran Batu Raja, Sumatra Selatan 26 Mei 1966 itu.

Empat karya patung yang dipamerkan Komrodon menggunakan berbagai bahan yang kemudian di campuran. Ada yang dari besi, kayu maupun fiber.

Dengan bahan itu ia membentuknya menjadi lemari, hanger, yang dinilai merepresentasikan ruang pameran. Menariknya, dari empat karya itu Komroden tidak hanya merespons ruangan Tirana Art House saja. Lebih dari itu, ia juga bermain-main dengan imajinasinya.

Salah satu karya yang ia buat tersebut misalnya saja karya berjudul Penggalan Cerita #1 yang terpajang persis di halaman luar Tirana Art House. Karya itu berwujud jantung berwarna yang di sekelilingnya terbalut benang.

Karya tersebut rupanya dihadirkan karema menjadi kenangan lama Komroden waktu muda. Di masa itu, ia kerap menyimpan surat cinta dari wanita yang dicintai dalam almari di antara tumpukan baju dan celana.

“Bukan hanya saya. Orang zaman dulu pasti sering menyimpan surat dari orang yang dicintai di lemari pakaian karena merasa aman,” terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya