Jogja
Kamis, 19 Desember 2013 - 12:37 WIB

Enam Warga DIY Meninggal karena Leptospirosis

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Reuters)

Harianjogja.com, JOGJA—Masyarakat yang tinggal di wilayah perkotaan diminta meningkatkan kewaspadaannya pada penyakit leptospirosis. Tahun ini, kasus penyakit yang disebarkan lewat air kencing tikus itu meningkat dua kali lipat.

Pada 2012, kasus leptospirosis di DIY terdapat 72 kasus dengan pasien meninggal sebanyak tujuh penderita dari seluruh kabupaten/kota di DIY. Namun sepanjang 2013 hingga akhir November, terdata ada 147 kasus.

Advertisement

Sebanyak 64 kasus di antaranya dari Bantul, 39 kasus di Kulonprogo, 19 kasus di Sleman, 17 kasus di Gunungkidul, dan di Kota Jogja terdapat sembilan kasus.

Enam pasien tercatat meninggal, kesemuanya berasal dari Kulonprogo. Area persawahan menjadi tempat rawan penularan leptospirosis.

Kepala Bidang Penanggulangan Penyakit dan Masalah Kesehatan Dinas Kesehatan DIY Daryanto Chadorie mengatakan, pasien yang meninggal itu karena ketidaktahuannya terhadap gejala penyakit tersebut, sehingga terlambat mengakses layanan kesehatan.

Advertisement

Apalagi, ketika penyakit itu menjadi penyakit penyerta, ketika terlambat ditangani akan menurunkan kondisi tubuh secara drastis.

“Ada yang meninggal karena sudah gagal ginjal sebelumnya,” ungkapnya, rabu (18/12/2013).

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif