Jogja
Kamis, 21 Juli 2016 - 07:21 WIB

ENERGI ALTERNATIF : Insinerator Sebagai Pembakar Sampah & Pembangkit Energi

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/dok)

Energi alternatif berikut memanfaatkan sampah yang ada.

Harianjogja.com, SLEMAN — Laju produksi sampah kota mengalami peningkatan setiap tahun. Berbagai upaya pengelolaan sampah telah dilakukan pemerintah maupun masyarakat, termasuk pemusnahan dengan memakai insinerator. Adapun insinerator di sejumlah negara maju tidak hanya digunakan membakar sampah tetapi sebagai pembangkit energi.

Advertisement

“Sayangnya, penggunaan insinerator di Indonesia dinilai tidak efisien dan kurang efektif,” kata Edy Wiyono, Kamis (21/7/2016) saat ujian terbuka program doctor di Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM) seperti dikutip dari rilis yang Harianjogja.com, terima.

Dosen Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya (ITATS) ini menyampaikan kondisi sampah yang saling tercampur dan kadar air yang tinggi mengakibatkan proses pembakaran dengan insinerator menjadi tidak efektif. Tidak hanya itu, penggunaan pun dinilai tidak efisien karena membutuhkan burner yang menyala terus menerus sepanjang proses pembakaran. Pada umumnya, burner menggunakan bahan bakar berupa minyak atau gas sehingga biaya operasional tinggi.

Advertisement

Dosen Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya (ITATS) ini menyampaikan kondisi sampah yang saling tercampur dan kadar air yang tinggi mengakibatkan proses pembakaran dengan insinerator menjadi tidak efektif. Tidak hanya itu, penggunaan pun dinilai tidak efisien karena membutuhkan burner yang menyala terus menerus sepanjang proses pembakaran. Pada umumnya, burner menggunakan bahan bakar berupa minyak atau gas sehingga biaya operasional tinggi.

“Gas hasil proses pembakaran bersifat tidak ramah lingkungan dan energi panas hasil pembakaran sampah juga belum dimanfaatkan,” katanya.

Mempertahankan disertasi berjudul “Proses Pembakaran Sampah Kota Sebagai Alternatif Sumber Energi”, Edy menuturkan diperlukan upaya memperbaiki kinerja insinerator supaya energi yang dihasilkan dapat dimanfaatkan. Salah satunya dengan mengoptimalkan kondisi operasional incinerator. Kondisi operasional yang optimal bisa diperoleh apabila diketahui mekanisme prosespembakaran yang terjadi dalam ruang bakar.

Advertisement

“Jenis plastik polietilen dapat memberikan suhu pembakaran tertinggi pada pembakaran sampah perkomponen. Sedangkan sampah campuran menunjukkan hasil suhu maksimum ruangan lebih rendah dibandingkan pembakaran sampah perkomponen,” paparnya.

Lebih lanjut Edy menjelaskan laju pasokan oksigen berpengaruh terhadap suhu ruang bakar dan laju perubahan massa. Peningkatan laju pasokan oksigen akan meningkatkan suhu ruang bakar dan laju perubahan massa hingga titik kritis sebesar 1/menit.  Peningkatan laju oksigen yang melebihi titik kritis mengakibatkan suhu ruang bakar menjadi turun dan laju perubahan massa juga menurun.

“Penambahan laju pasokan oksigen pada pembakaran sampah kota akan semakin memperkecil konsentrasi CO, NOx, dan SOx pada gas hasil sebaliknya CO2 justru meningkat,”ungkapnya.

Advertisement

Edy menyampaikan pada pembakaran sampah untuk energy kalor, disarankan sampah dengan kadar air maksimum sebesar 25%. Adapun jenis sampah yang bisa digunakan sebagai bahan bakar untuk pengeringan sekaligus pembangkitan steam adalah sampah tunggal jenis kain katun, plastik polietilen, dan sampah campuran dengan komponen sampak plastik polietilen minimum 40% dan sampah basah maksimum 20%. Sementara jenis sampah yang dapat dijadikan bahan bakar untuk pembangkitan steam saja adalah sampah tunggal jenis kain katun dan plastik polietilen, dan sampah campuran dengan komponen sampah basah maksimum 20%.

“Kertas tidak layak digunakan sebagai bahan bakar tunggal insinerator,” jelasnya.

Agar kinerja insinerator berjalan efektif dan efisien Edy menyarankan untuk dilakukan pemilahan sampah segar berdasarkan komponennya. Selain itu juga perlu dilakukan proses pencacahan sampah segar yang dijadikan sebagai umpan pembakaran dan kadar air pada sampah yang akan dibakar tidak lebih dari 25%.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif