SOLOPOS.COM - Kepala Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Gunungkidul Sugiyanto (kanan) dan tim penulis menyerahkan buku Ensiklopedi Gunungkidul kepada Ketua Dewan Kebudayaan Gunungkidul, CB Supriyanto, di Kantor KPAD, Selasa (31/12/2013). (Harian Jogja/ist)

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL –Gunungkidul resmi meluncurkan Ensiklopedi Gunungkidul. Daerah ini menjadi yang pertama di DIY yang memiliki buku semacam ini.

Penerbitan buku ini digagas Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah (KPAD) Gunungkidul. Peluncuran dilakukan di Kantor KPAD, Selasa (31/12/2013), diihadiri perwakilan sejumlah dinas, sekolah dan lembaga lainnya.

Promosi Moncernya Industri Gaming, Indonesia Juara Asia dan Libas Kejuaraan Dunia

Peluncuran ditandai dengan penyerahan buku oleh Kepala KPAD Gunungkidul, Sugiyanto, kepada Ketua Dewan Kebudayaan Gunungkidul, CB Supriyanto.

Buku setebal 900 halaman ini mengambil tema Dari Mitos Menjadi Etos. Penulisan hanya dilakukan selama kurang lebih tiga bulan oleh enam penulis, yakni Sugiyanto (kepala KPAD Gunungkidul), M Hari Wijaya (penulis), R Toto Sugiharto (penulis), Acep Nonny (penulis), Amiruddin Zuhri (wartawan Harian Jogja) dan Beniaty Listyarini (dosen).

Sugiyanto mengatakan dengan buku ini diharapkan informasi tentang Gunungkidul akan semakin mudah diakses. Selain itu, buku ini juga akan mengingatakan tentang asal usul daerah ini.

“Selama bisa mengingat siapa jati diri dan asal-usulnya, siapapun akan mampu bersaing di semua zaman,” kata Sugiyanto.

Buku ini nantinya akan dibagikan ke berbagai lembaga dari sekolah sampai desa. Selain itu buku itu juga akan dikirim ke 33 provinsi di Indonesia.

“Buku ini juga hadiah akhir tahun untuk Gunungkidul. Melalui buku ini saya berharap kekayaan budaya akan mudah diingat, dilestarikan untuk menambah kecintaan terhadap Gunungkidul,” kata Sugiyanto lagi.

Hari Wijaya mengatakan Gunungkidul memiliki banyak keunikan. Hal ini wajar karena daerah ini telah mengalami perjalanan yang begitu panjang. Baik dari sisi geologi maupun sosial budaya. Adanya gunung api purba dan Bengawan Solo purba menunjukkan daerah ini telah mengalami perubahan geologi yang begitu hebat yang akhirnya memunculkan bentangan alam yang begitu menarik.

Dari sisi manusia, Gunungkidul telah dihuni manusia purba sejak ribuan tahun yang lalu. Daerah ini juga tidak bisa dilepaskan dari sejarah Majapahit sampai Mataram Islam.

“Sebelum Mataram Islam, Gunungkidul bahkan telah jauh lebih lama dihuni oleh manusia. Hubungan yang begitu panjang antara manusia dan alamnya ini memunculkan banyak sekali ragam budaya dan tradisi,” imbuh Hari.

Namun sayangnya berbagai keragaman tersebut masih tercerai berai sehingga tidak bisa menjadi kekuatan Gunungkidul. “Buku ini mencoba merangkum berbagai keanekaragaman tersebut agar bisa dikenal banyak orang dan tidak punah oleh zaman,” tambah Hari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya