SOLOPOS.COM - Mukijo terbaring di tempat tidur saat menunggu antrian untuk mendapatkan pelayanan kesehatan terpadu, jaminan kesehatan khusus (Jamkesus) di depan Aula Pemkab II Bantul di Manding, Rabu (31/8/2016). (Irwan A. Syambudi/JIBI/Harian Jogja)

Fasilitas difabel di Bantul belum merata diterima difabel

Harianjogja.com, BANTUL—Bupati Bantul, Suharsono perintahkan untuk segera mendata penyandang disabilitas. Hal ini karena belum semua penyandang disabilitas di Bantul mendapatkan pelayanan jaminan kesehatan khusus (Jamkesus). Pemda menargetkan selama 2016 dapat memberikan pelayanan kesehatan kepada 520 penyandang disabilitas.

Promosi Iwan Fals, Cuaca Panas dan Konsistensi Menanam Sejuta Pohon

Suharsono memperintahkan dinas terkait termasuk camat dan kepala desa untuk segera mendata penyandang disabilitas di Bantul.

“Saya sudah oyak-oyak supaya pendataan di 2016 ini selesai. Tadi saya juga sudah perintahkan camat, supaya memberitahukan ke desa dan dusun-dusun agar segera mendata warganya yang merupakan penyandang disabilitas,” ujarnya, Rabu (31/8/2016).

Semua penyandang disabilitas kata Suharsono dapat langsung mendaftar ke puskesmas, Dinas Sosial, atau Dinas Kesehatan agar langsung mendapatakan Jamkesus. Dia menilai para penyandang disabilitas harus mendapatkan perhatian lebih, terutama dari pemerintah.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul mengatakan masih terus melukan pendataan. “Jumlah penyandang disabilitas di Bantul kurang lebih 7.100 orang dan sudah masuk dalam daftar penerima program Jamkesus sebanyak 5.728 orang. Ini akan terus bisa bertambah karena pendataan masih terus berjalan,” paparnya.

Dia juga mengungkapkan data yang sudah masuk akan langsung diberikan layanan kesehataan dan mendapatkan Jamkesus. Layanan ini dilakukan selama empat kali selama 2016, yaitu pada bulan April, Mei, Agustus, September.

Dalam pelaksanaan Agustus ini terdapat 150 penyandang disabilitas yang mendapatkan fasilitas pemeriksaan kesehatan dan alat bantu disabilitas seperti kursi roda, kaki dan tangan palsu, kruk hingga kaca mata.

Para penyandang disabilitas tersebut datang dari tiga kecamatan di Bantul meliputi Kecamatan Piyungan, Pleret dan Kecamatan Banguntapan. Mereka datang didampingi keluarganya mengikuti pemeriksaan kesehatan dan pemberian alat bantu dalam pelayanan terpadu program Jamkesus di Aula Pemkab II Bantul di Manding.

Menurut Maya, pelayanan terpadu ini dilaksanakan guna memudahkan penyandang disabilitas mengakses layanan kesehatan secara umum maupun layanan dalam pengadaan alat bantu.

“Layanan ini merupakan bentuk kepedulian Pemkab Bantul pada warga penyandang disablitas, bahkan setiap Puskesmas wajib memfasilitasi mereka untuk mendapatkan layanan kesehatan. Bantul juga sudah mempunyai Perda No 11/2015 yang mengatur tentang pemenuhan hak-hak disabilitas,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya