Jogja
Rabu, 31 Januari 2018 - 22:20 WIB

Fenomena Tanah Ambles di Gunungkidul Dianggap Tak Berbahaya

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kepala Desa Krambilsawit Wagiya saat memperlihatkan tanah ambles di Dusun Ngondel Kulon, Krambilsawit, Saptosari, Senin (29/1/2018). (David Kurniawan/JIBI/Harian Jogja)

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul menilai fenomena tanah ambles yang terjadi masih dalam kewajaran

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul menilai fenomena tanah ambles yang terjadi masih dalam kewajaran. Adapun pertimbangnnya, kejadian tersebut belum membahayakan karena lokasinya jauh dari pemukiman warga.

Advertisement

Baca juga : Tanah Ambles Meluas Warga Dilanda Kekhawatiran

Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Gunungkidul Sutaryono mengatakan, pihaknya sudah menerima laporan terkait dengan fenomena tanah ambles. Kendati demikian, laporan yang masuk sebatas pemberitahuan karena hingga sekarang kejadian itu tidak sampai menimbulkan korban jiwa.

Advertisement

Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Gunungkidul Sutaryono mengatakan, pihaknya sudah menerima laporan terkait dengan fenomena tanah ambles. Kendati demikian, laporan yang masuk sebatas pemberitahuan karena hingga sekarang kejadian itu tidak sampai menimbulkan korban jiwa.

“Masih aman karena lokasi kejadian jauh dari lingkungan permukiman sehingga risiko masih sangat kecil,” katanya, Selasa (30/1/2018).

Meski risiko ancaman masih kecil, namun dia mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada dan berhati-hati. Ini lantaran, potensi tanah ambles merata di seluruh wilayah Gunungkidul yang mayoritas didominasi kawasan kars.

Advertisement

“Diharapkan dengan desa tangguh bencana, warga bisa melakukan penanganan saat terjadi musibah, termasuk di dalamnya saat ada fenomena tanah ambles,” tuturnya.

Lebih jauh dikatakan Sutaryono, selain memperluas jaringan desa tangguh bencana, penanganan fenomena tanah ambles juga dilakukan dengan berkoordinasi dengan BPBD DIY.

“Mereka [BPBD DIY] akan menindaklanjuti dengan menerjunkan tenaga ahli untuk melakukan kajian ilimiah tentang fenomena tanah ambles di Gunungkidul,” kata pejabat yang akan menduduki posisi Kepala Bidang Usaha Mikro Kecil dan Menengah, Dinas Koperasi UKM ini.

Advertisement

Sebelumnya diberitakan, petani di Krambilsawit, Saptosari khawatir potensi meluasnya tanah ambles yang menimpa ladang pertanian milik tiga orang warga. Kekhawatiran ini muncul dikarenakan intensitas hujan yang terus akan menggerus ladang-ladang lain di sekitar lokasi.

Salah seorang petani di Desa Krambilsawit, Parwanto mengatakan, lokasi tanah ambles merupakan ladang milik tiga warga, yakni Harjo Wiyono, Giyono dan Ngadiman. Menurut dia, lokasi amblesan terus meluas seiring hujan yang terus turun.

“Kejadian pertama [tanah ambles] terlih 11 Desember lalu dan luasannya belum seperti sekarang. Kalau saat ini panjangnya sudah mencapai 20 meter dengan dalam lima meter,” katanya kepada wartawan, Senin (29/1/2018).

Advertisement

Menurut dia, pascakejadian, para petani sudah melaporkan ke pemerintah desa. Namun hingga sekarang belum ada tindak lanjut untuk mengatasi tanah ambles tersebut. “Kondisi ini jelas membuat petani khawatir. Untungnya, polisi sudah memasang garis pengaman untuk berjaga-jaga,” ungkapnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif