Jogja
Senin, 20 Januari 2014 - 11:48 WIB

FESTIVAL BREGADA RAKYAT : 44 Bregada Berebut Simpati di Malioboro

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Salah satu penampilan dalam Festival Bregada Rakyat di Jalan Malioboro, Minggu (19/1/2014). (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

Ada yang berbeda dengan kawasan Jalan Malioboro, Jogja, Minggu (19/1/2014) sore. Kawasan yang menjadi jantung kota dan biasa dijejali lalu lalang kendaraan dan wisatawan itu mendadak sepi. Mengapa Malioboro sepi dari kendaraan, berikut tulisan wartawan Harianjogja.com Jumali.

Pada sisi kanan dan kiri jalan, berkumpul ribuan warga yang berbaur dengan wisatawan. Mata mereka tertuju pada arah utara, di mana terdapat iring-iringan kirab Festival Bregada Rakyat.

Advertisement

Mengambil tema Kota Jogja sebagai Kota Republik, sebanyak 44 bregada dari berbagai daerah di DIY ikut ambil bagian dalam kegiatan yang baru kali pertama digelar tersebut.

Berbagai kreasi kostum dan penampilan diperagakan para anggota bregada yang berjalan dari parkir Abu Bakar Ali menuju Benteng Vredeburg untuk mengambil hati dewan juri.

Ada yang memilih menggunakan pakaian ala bregada Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, ada pula yang memilih memakai kostum pejuang kemerdekaan.

Advertisement

“Mereka kami berikan keleluasan untuk menggunakan kostum. Inilah yang ingin kami tonjolkan kebhinekaan dalam memaknai bregada,” kata Ketua Panitia Festival Bregada Rakyat Widihasto Wasana Putra, di sela-sela acara.

Hasto-panggilan akrab Widihasto, mengungkapkan, gelaran tersebut adalah upaya pihaknya untuk menampung kelompok-kelompok bregada di dusun dan kampung di DIY. Bregada tersebut kerap tampil untuk memeriahkan berbagai kegiatan di masyarakat.

“Hasilnya cukup banyak yang ambil bagian. Rencananya, kami akan adakan dua tahun sekali ke depan,” terang dia.

Advertisement

Adapun mengenai sistem penilaian, kali ini panitia langsung menunjuk tiga orang yang bertugas untuk menilai kelayakan bregada memboyong uang pembinaan dengan total nilai Rp16,6 juta.

Peserta langsung dinilai oleh dua kerabat kraton yakni KPH Indrokusumo sebagai wakil dari Kadipaten Pakualaman, dan Kepala Dinas Kebudayaan DIY GBPH Yudhaningrat sebagai wakil dari Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat. “Agar lebih fair, ada satu juri dari panitia,” papar Hasto.

Adapun kriteria penilaian, KPH Indrokusumo menambahkan, pihaknya melakukan pencermatan terhadap kriteria, aksesoris penunjang, musik pengiring, serta keselarasan cara berjalan dari seluruh anggota.

“Tentunya, kriteria ini sudah sesuai dengan apa yang ada di bregada Kraton,” jelasnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif