Jogja
Minggu, 16 Februari 2014 - 14:21 WIB

FESTIVAL DURIAN : Dua Menit, Dosen UGM Habiskan 15 Biji Durian

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL-Ratusan wisatawan penggemar durian memadati festival durian yang digelar di Dusun Ngasemayu, Desa Salam, Kecamatan Patuk, Sabtu (15/2/2014). Tidak hanya membeli, para wisatawan juga terlibat dalam lomba makan durian. Sebagian wisatawan lainnya mengikuti lelang durian.

Jajang Agus Sonjaya, 40, wisatawan asal Jogja ini akhirnya terpilih menjadi pemenang dalam lomba makan durian mengalahkan 20 peserta lainnya. Dosen UGM ini mampu menghabiskan 15 biji durian dalam waktu dua menit. Kriteria lomba dinilai dari kecepatan, cara makan, dan kebersihan daging durian dari bijinya.

Advertisement

Jajang pun berhak membawa lima buah duria dari panitia. “Saya memang hobi makan durian, tidak menyangka kalau menang,” ucap Jajang usai makan durian.

Dia juga mengaku baru pertama kali makan durian disaksikan ratusan orang. Awalnya dia ke Gunungkidul hanya sekedar ingin berlibur. Baginya obyek wisata di Gunungkidul tidak asing lagi, termasuk sentra durian yang menjadi hobinya. “Enak juga duriannya,” tukas pria kelahiran Kuningan, Jawa Barat ini.

Panitia penyelenggaran Muhajir mengatakan, festival durian yang baru pertama kali digelar di Gunungkidul dengan maksud memperkenalkan kepada masyarakat soal keunggulan durian lokal Gunungkidul, khususnya wilayah Patuk. Sebagai wilayah yang dikenal tandus dan kering, namun ternyata bisa menghasilkan buah durian yang melimpah. “Warga Dusun Ngasemayu rata-rata mempunyai pohon durian lebih dari lima pohon,” kata Muhajir.

Advertisement

Diantara keunggulan durian lokal Gunungkidul, kata Muhajir, rasanya yang manis, tidak dijual kecuali yang sudah matang diatas pohon. “Tandanya matang dipohon dia akan jatuh sendiri,” ucap dia.

Muhajir juga mengklaim kualitas durian lokal baik karena sampai saat ini tidak pernah ada keluhan dari penghobi durian yang membeli di pinggir-pinggir jalan Jogja-Wonosari, wilayah Patuk. (Ujang Hasanudin/JIBI/Harian Jogja)

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif