SOLOPOS.COM - Para kru film "Tengkorak" dalam jumpa pers, Sabtu (10/12/2016). (Mayang Nova Lestari/JIBI/Harian Jogja)

Film terbaru berjudul Tengkorak diproduksi secara mandiri oleh seorang dosen UGM

Harianjogja.com, JOGJA– Di saat kebanyakan penggiat film Indonesia tidak terlalu banyak melirik film bergenre science fiction, Yusron Fuadi bereksplorasi menciptakan sebuah film yang dapat dinikmati masyarakat.

Promosi Selamat Datang Kesatria Bengawan Solo, Kembalikan Kedigdayaan Bhineka Solo

Ia menyutradarai film berjudul Tengkorak. Dalam media gathering yang digelar di kafe Legend, Sabtu (10/12/2016), Yusron mengaku bahwa dirinya memilih memproduksi film panjang bergenre scince fiction Tengkorak, setelah melalui berbagai riset yang cukup panjang dan mengenal banyak orang.

Diakuinya, dalam prosesnya banyak yang menjadi tantangan tersendiri baginya. Salah satunya yakni bahwa film yang telah diproduksi selama kurang lebih 2,5 tahun tersebut harus ia selesaikan dengan berbagai halangan. Faktor ekonomi diakui Yusron menjadi salah satu kendala yang ada, namun berkat dukungan dari berbagai pihak akhirnya film tersebut dapat terselesaikan.

“Ini menjadi kesempatan bagi saya untuk mewarnai khasanah perfilman Indonesia. Berusaha untuk memberikan yang terbaik untuk Indonesia dari film ini,” kata Yusron kepada wartawan.

Film Tengkorak akan membawa penonton pada sebuah penemuan fosil tengkorak raksasa sepanjang 1850 meter yang berumur 170.000 tahun di pulau Jawa ketika terjadi gempa besar berskala 5,7 SR pada 2006 lalu. Sejumlah pemuka agama dan ahli ilmu pengetahuan merasa kebingungan kemudian menimbulkan pertentangan untuk melakukan penelitian atan temuan fosil tersebut.

Pada prosesnya, Yusron dan kru telah melewati sekitar 2,5 tahun untuk mengerjakan film Tengkorak. Biaya pengerjaan film Tengkorak pun terbilang cukup mandiri yakni dari gaji bulanannya sebagai dosen pengajar di UGM.

Wikan Sakarinto, salah satu produser Tengkorak mengatakan dalam film tersebut pun tak main-main dalam hal menyuguhkan pemeran, selain aktris Eka Nusa Pertiwi yang berperan sebagai tokoh Ani, sejumlah dekan, professor, hingga mahasiswa yang sama seklai tidak memiliki basic dalam dunia perfilman pun terlibat dalam proses produksi film Tengkorak.

“Saya ajak mereka untuk bermain dan masuk untuk saling berbagi peran dalam film yang juga menyuguhkan tema pendidikan ini,” ujar Wikan.

Wikan yang juga Dekan pendidikan vokasi Universitas Gadjah Mada mengatakan, film Tengkorak ditargetkan menjadi film yang menyuguhkan tawaran alternatif tontonan kepada masyarakat, yakni sebuah film science fiction dengan isu yang relevan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya