SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Dinas Kebudayaan selaku pelaksana telah melakukan sejumlah evaluasi acara.

Harianjogja.com, WATES-Pelaksanaan Festival Kesenian Yogyakarta (FKY) Kulonprogo 2016 diakui oleh masih kurang dalam hal publikasi kepada masyarakat luas di awal pelaksanaan. Selain itu, gelaran acara tahunan tersebut juga masih belum bisa memenuhi unsur pameran untuk melengkapi beragam pertunjukkan seni yang dihadirkan.

Promosi Mi Instan Witan Sulaeman

Sekretaris Dinas Kebudayaan Kulonprogo, Joko Mursito mengatakan bahwa Dinas Kebudayaan selaku pelaksana telah melakukan sejumlah evaluasi acara yang berakhir pada Rabu (31/8) lalu. Dalam evaluasi tersebut, diakui bahwa perkara publikasi, koordinasi, serta unsur pameran memang menjadi tema utama.

Ia mengatakan bahwa masalah publikasi ini dikarenakan personil yang juga masih belum memiliki pengalaman yang memadai dalam melaksanakan acara sekaliber FKY. “Karena kami[Dinas Kebudayaan] juga masih dalam adaptasi dan transisi setelah berdiri sendiri awal tahun ini,”ujarnya ketika dihubungi Harian Jogja, Minggu(4/9/2016).

Selain itu, koordinasi antara panitia juga diakuinya masih kurang maksimal. Namun, Joko menjelaskan bahwa hal tersebut segera diperbaiki ketika memasuki pertengahan acara yang digelar selama 5 hari tersebut. Ia menganggap bahwa kekurangan tersebut menjadi bahan pembelajaran untuk Pemkab Kulonprogo dalam menyelenggarakan FKY tahun depan.

Adapun, stan pameran untuk menunjukkan sejumlah potensi seni memang tidak ada dalam penganggaran acara ini. Sebelumnya, Dinas Kebudayaan sebenarnya di awal sempat dianggarkan namun kemudian dialihkan untuk kebutuhan lainnya dengan berbagai pertimbangan. “Tapi tahun depan pasti ada unsur pawai, pentas, dan pameran,”katanya.

Acara yang digelar di Alun-Alun Wates ini menghabiskan dana sekitar Rp480 juta yang bersumber dari Dana Keistimewaan DIY. Hampir separuh dari dana tersebut digunakan untuk honor seniman pengisi acara. Seperti biasanya, pengisi acara FKY diambil dari kecamatan, sanggar kesenian, dan beragam forum kesenian di seluruh wilayah Kulonprogo.

FKY merupakan agenda rutin tahunan yang diselenggarakan oleh masing-masing kabupaten di DIY. Joko menguraikan bahwa pelaksanaan FKY sendiri diserahkan masing-masing ke daerah namun harus tetap mengacu pada tema besar. Pemkab Kulonprogo mengambil tema Gelora Muda Gunung Samudera. Hal ini berkaca pada semangat mengenalkan seni pada generasi muda di Kulonprogo yang cakupan wilayahnya meliputi pegunungan hingga batas samudera.

Sebelumnya, Yudono, Kepala Bidang Nilai Budaya Dinas Kebudayaan Kulonprogo mengatakan bahwa dalam usianya yang sudah mencapai 28 tahun, FKY sudah cukup dikenal oleh masyarakat. “Masyarakat luas sudah hapal waktu-waktu penyelenggaraannya,”jelasnya. Selain itu, FKY memang dirancang sebagai ajang promosi bagi kegiatan seni yang hadir di Kulonprogo.

Setiap kelompok diberikan kesempatan untuk menampilkan keseniannnya masing-masing. Hal ini juga sebagai bukti akan sifat seni yang dinamis sehingga tak akan lekang dimakan zaman. Namun, Yudono mengatakan bahwa acara ini sekaligus kesempatan untuk merekonstruksi seni dalam bentuk aslinya guna membentengi generasi muda dari pengaruh budaya asing.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya