Jogja
Kamis, 12 Agustus 2021 - 22:43 WIB

Fokus Penanganan Covid-19 di Jogja, Pindah ke Permukiman Penduduk

Harianjogja.com  /  Josef Leon  /  Arif Fajar Setiadi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi mutasi virus corona (Freepik)

Solopos.com, JOGJA – Pemerintah Kota Jogja fokus penanganan Covid-19 pada penyekatan dan pembatasan kegiatan masyarakat terutama di permukiman penduduk. Jumlah kasus yang fluktuatif diakui masih menjadi pertimbangan dalam menerapkan pembatasan itu.

Wali Kota Jogja, Haryadi Suyuti mengatakan, di masa perpanjangan PPKM ini pihaknya telah memproyeksikan berbagai kebijakan penanggulangan pandemi selama satu bulan lamanya. Sebab perpanjangan PPKM dengan masa satu pekan cukup menyulitkan berbagai pihak.

Advertisement

Untuk itu, pemberlakuan pembatasan masyarakat masih akan dilakukan serta diawasi. Menurutnya, sebaran kasus yang masih fluktuatif disebabkan oleh pembatasan belum berjalan cukup optimal di lapangan. Sehingga perlu dibarengi pula dengan percepatan vaksinasi massal untuk menanggulangi Covid-19.

“Pemberlakuan pembatasan itu ke depan akan jadi fokus utama. Terutama pembatasan interaksi antar masyarakat karena proses penularannya kan sangat cepat sekarang ini. Pembatasan dan vaksin akan jadi dua hal yang dilakukan berbarengan,” kata Haryadi, Kamis (12/8).

Advertisement

“Pemberlakuan pembatasan itu ke depan akan jadi fokus utama. Terutama pembatasan interaksi antar masyarakat karena proses penularannya kan sangat cepat sekarang ini. Pembatasan dan vaksin akan jadi dua hal yang dilakukan berbarengan,” kata Haryadi, Kamis (12/8).

Baca juga: Pemkot Jogja Akan Buat Mobile Vaksin, Jangkau yang Kesulitan Mobilitas

Haryadi menerangkan, penguatan dan percepatan vaksin sangat penting dalam upaya pengendalian pandemi. Selain itu, pembatasan interaksi serta mobilitas di kawasan padat penduduk atau perkampungan akan diperkuat.

Advertisement

Baca juga: Gelombang Tinggi Rusak Sejumlah Warung di Pantai Selatan Kulonprogo

Satgas Covid-19 Jogja

Tim Satgas Covid-19 mikro nantinya akan didukung oleh gerakan “Sapa Aruh” melalui PKK wilayah setempat. Baik itu dari kelurahan sampai PKK RT/RW. “Dan di sanalah tim “Sapa Aruh” dari PKK, surveilans dan Puskesmas pro aktif selalu monitoring perkembangan kasus,” ujarnya.

Pihaknya berharap dengan menggeser fokus penanganan ke pemukiman penduduk serta melakukan pembatasan mobilitas di perkampungan maka penurunan kasus baru bisa dilakukan kebih cepat.

Advertisement

Dengan mengubah strategi tersebut maka pengendalian wilayah di sisi hulu yaitu pusat aktivitas yang berpotensi terjadi penyebaran Covid-19, maka wilayah hilir berupa rumah sakit, selter, dan lain sebagainya tidak akan kewalahan.

 

 

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif