Jogja
Kamis, 29 September 2016 - 13:20 WIB

FULL DAY SCHOOL : Mendikbud Dikritik, Harus Banyak Piknik

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/dok)

Full day school masih menuai kritikan dari sejumlah pihak.

Harianjogja.com, JOGJA – Lembaga Perlindungan Anak (LPA) mengkritik kebijakan fullday school atau sekolah seharian yang akan rencananya akan diberlakukan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).

Advertisement

Ketua LPA Jogja Sari Murti menyatakan Mendikbud Muhadjir Effendi seharusnya banyak piknik ke pelosok-pelosok dulu sebelum menjalankan konsepnya.

(Baca Juga : FULL DAY SCHOOL : MPPS Desak Mendikbud Batalkan Rencana Sekolah Sehari)

Menurut Sari kebijakan fullday school itu jelas tidak relevan apalagi jika konsepnya akan diberlakukan merata di semua wilayah.

Advertisement

“Jadi Pak Menteri itu nampaknya harus banyak piknik dulu sampai ke pelosok-pelosok agar benar-benar mengetahui secara riil fakta-fakta yang ada. Beragam pertimbangan harus dilihat, bagaimana pun fullday school itu tidak efektif,” papar Sari, Selasa (27/9/2016) malam.

Penekanan yang diberikan Sari cukup beralasan. Dia memberikan gambaran kondisi riil siswa di pedesaan. Tidak bisa terelakkan kondisi siswa di pedesaan, anak didik harus membantu orang tua mereka bekerja sepulang dari sekolah.

“Apakah mereka (siswa) ini salah atau bahkan kehilangan kasih sayang dari orangtua ketika memiliki kemauan untuk membantu pekerjaan sehingga harus dikonsep dengan fullday school,” tandasnya.

Advertisement

Justru dengan bersama orangtua ketika pulang sekolah, lanjut Sari, siswa ini akan merasa mendapatkan kasih sayang lebih meski harus membantu pekerjaan di rumah.

Dia tidak menolak konsep sekolah seharian yang ingin dikonsep Mendikbud, hanya saja tujuan dari konsep itu harus jelas dan dipertimbangkan secara matang.

“Silakan diberlakukan, tapi dipetakan yang jelas. Jangan diberlakukan menyeluruh di semua wilayah. Sekolah seharian hanya akan cocok diberlakukan di kota besar. Itu pun jika kondisi orangtua siswa benar-benar memiliki aktivitas padat di luar rumah,” imbuh dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif