SOLOPOS.COM - Foto ilustrasi (JIBI/Dok)

Gabung kelompok tani diharapkan bisa mempermudah petani mendapatkan kebutuhan merekan, namun sejumlah petani Gunungkidul justru mengeluhkan sulitnya mendapatkan pupuk

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Menjadi anggota kelompok  tani  diharapkan memberikan kemudahan bagi petani. Namun, bagi beberapa petani di Desa Ngestirejo, Kecamatan Tanjungsari justru sebaliknya.

Promosi Pemilu 1955 Dianggap Paling Demokratis, Tentara dan Polisi Punya Partai Politik

Salah satu petani dari Jamprong mengatakan, ia mengira menjadi anggota kelompok tani, petani akan mendapatkan kemudahan. Namun, ia malah tidak mendapatkan pupuk.

“Saya sudah bayar di awal musim tanam. Tapi, sampai masa pemupukan, pupuk tidak juga datang. Akhirnya saya gagal memupuk tepat waktu,” ujar dia kepada Harian Jogja ketika ditemui di ladangnya, Senin (9/3/2015).

Senada dengan Jamprong, Wasdi mengaku kecewa setelah masuk anggota kelompok tani. Menurutnya, adanya kelompok tani harus mampu membawa kemudahan bagi petani.

“Lebih enak  dahulu. Kalau mau beli pupuk bisa beli sendiri di Koperasi Unit Desa [KUD]. Sekarang ikut kelompok, tapi susah dapat pupuk,” ungkap dia.

Sementara, petani lain Kasino mengatakan, ia lebih senang membeli pupuk nonsubsidi di toko eceran meskipun harganya lebih mahal. Pasalnya, jika menunggu distribusi pupuk bersubsidi, ia khawatir akan telat memupuk.

“Bahkan ada warga yang meminta uangnya kembali dari kelompok karena tidak dapat pupuk. Mereka lalu beli di toko eceran,” ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya