SOLOPOS.COM - Suasana Galungan di Pura Jagatnatha, Plumbon, Banguntapan, Bantul, Rabu (29/8) (JIBI/Harian Jogja/Tri Wahyu Utami)

Suasana Galungan di Pura Jagatnatha, Plumbon, Banguntapan, Bantul, Rabu (29/8) (JIBI/Harian Jogja/Tri Wahyu Utami)

BANTUL—Mendung menggelayut menjadi saksi keheningan suasana persembahyangan Hari Raya Galungan di Pura Jagatnatha, Rabu (29/8) pagi.

Promosi Mabes Polri Mengusut Mafia Bola, Serius atau Obor Blarak

Harum dupa membuat umat Hindu semakin khusyuk berdoa. Sejak pagi, pura yang berada di Plumbon, Banguntapan, Bantul itu sudah dipenuhi umat Hindu dari berbagai daerah. Sembahyang bersama dimulai pukul 07.00 WIB dipimpin Pemangku Sastro Widodo.

Hingga siang, sembahyang pun terus dilanjutkan, namun dilakukan sendiri-sendiri. “Karena kesibukan umat sembahyang siang tidak bisa sama-sama. Tapi tetap saya yang melayani pemercikan tirta,” ujar Sastro.

Galungan merupakan Hari Raya umat Hindu yang jatuh 210 hari sekali, pada Rabu Kliwon Wuku Dungulan. Galungan adalah hari kemenangan dharma atau kebenaran melawan ketidakbenaran.

Sastro menjelaskan, Galungan adalah saat tepat umat mengucap syukur serta tak lelah memperbaiki kesalahan yang pernah diperbuat.

“Kita patut bersyukur atas kelimpahan rahmat dan keselamatan dari Sang Hyang Widhi,” tambah lelaki berusia 65 tahun itu.

Selain Galungan, Pura Jagatnatha juga merayakan ulang tahun atau piodalan pada malam hari. Sembahyang dimulai pukul 18.00 WIB. Acara ini akan dimeriahkan dengan tari-tarian, gamelan dan dharma wacana.

Seusai merayakan Galungan, 10 hari setelahnya, yakni Sabtu Kliwon Wuku Kuningan, umat Hindu kembali merayakan Hari Raya Kuningan. (ali)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya