Jogja
Rabu, 11 Oktober 2017 - 21:20 WIB

Gangguan Cuaca di DIY Tak Seekstrem Tahun Lalu, Apa Sebabnya?

Redaksi Solopos.com  /  Kusnul Istiqomah  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Tim TRC BPBD Sleman mengevakuasi material longsoran dan pohon tumbang di Kinahrejo, Umbulharjo, Cangkringan, Senin (9/10/2017). (Abdul Hamid Razak/JIBI/Harian Jogja)

“Sedang tahun 2017 kondisi iklim diprediksi dalam keadaan normal”

Harianjogja.com, SLEMAN-Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) DIY memprediksi curah hujan paling tinggi terjadi pada Desember mendatang. Secara umum cuaca tidak seekstrem yang terjadi selama 2016 lalu.

Advertisement

Koordinator Stasiun Klimatologi Radar Cuaca BMKG Jogja Djoko Budiyono menjelaskan, puncak musim hujan tahun ini diprediksi terjadi pada Desember mendatang. Seluruh wilayah DIY akan mengalami hujan. Curah hujan bulanan yang terjadi di DIY secara
umum pada Desember berkisar di atas 300 mm/bulan.

“Ini masuk kategori tinggi,” jelas dia kepada Harian Jogja, Selasa (10/10/2017).

Meski demikian, dibandingkan kondisi 2016 curah hujan pada akhir tahun 2017 (Desember) ini jumlahnya lebih sedikit. Hal ini karena pada tahun 2016 terjadi gangguan cuaca, La Nina, yang mendukung terjadinya hujan lebih besar dari normalnya.

Advertisement

“Sedangkan, 2017 kondisi iklim diprediksi dalam keadaan normal. Tidak muncul La Nina ataupun El Nino,” kata dia.

Meski begitu, lanjut Djoko, BMKG tetap mengimbau agar masyarakat tetap meningkatkan kewaspadaan selama musim penghujan terutama pada Desember mendatang. Alasannya, pada bulan itu curah hujan bulanan cukup tinggi. Terutama untuk wilayah bagian utara DIY seperti Sleman utara dan Kulonprogo utara mengingat wilayahnya lebih tinggi dibandingkan bagian selatan DIY.

“Masyarakat perlu mewaspadai terhadap banjir dan tanah longsor,” kata dia.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif