SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Gas elpiji 12 kg saat ini mahal, sehingga membuat pelaku usaha yang menjadi penggunanya menjerit

Harianjogja.com, BANTUL – Pelaku usaha lokal di Bantul ikut harus menelan pil pahit atas kebijakan naiknya harga gas elpiji tabung untuk ukuran 12 kilogram terasa. Sementara untuk migrasi ke elpiji ukuran 3 kilogram dianggap menyalahi kebijakan pemerintah.

Promosi Gonta Ganti Pelatih Timnas Bukan Solusi, PSSI!

 

“Bagi usaha seperti kami kenaikan harga elpiji 12 kilogram ini cukup memukul berat kami,” Sri Hartati pelaku usaha produksi roti Bangunharjo, Kecamatan Sewon, Sabtu (10/1/2015).

 

Menurutnya, kenaikan harga elipiji cukup dirasakan menyusul harga kebutuhan bahan pokok yang tak kunjung turun pasca penurunan harga BBM. Hartati menambahkan untuk menaikkan harga produksi roti untuk mengejar harga elpiji 12 kilogram sangat tidak mungkin dilakukan.

 

“Terpaksa saya menunda kenaikan gaji karyawan. Kami jelaskan soal makin tingginya kebutuhan produksi agar dipahami,” ujar pemilik toko Roti Bu Tatik masuk di Dusun Mredo.

 

Ia menjelaskan kepada karyawan untuk tetap produksi melayani pelanggan dibutuhkan sekitar 20 tabung gas elpiji ukuran 12 kilogram setiap harinya.

 

Kenaikan harga elpiji 12 kilogram menjadi Rp135.000 membuat persoalan serius. Paling tidak jika dibandingkan dengan harga lama ada peningkatan biaya produksi mencapai Rp 6juta per bulan.

 

“Tidak ada kenaikan gaji untuk lebih dari 50 karyawan cara kami bertahan,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya