SOLOPOS.COM - Pameran produk-produk mebel digelar Asosiasi Pengusaha Mebel Gunungkidul (Apmeg) di lapangan Alun-alun Wonosari, Jumat (10/7/2015). Pameran yang berlangsung selama 9-14 Juli ini diharapkan bisa meningkatkan penjualan mebel produk lokal Gunungkidul dan membuka peluang pasar di luar negeri. (JIBI/Harian Jogja/Uli Febriarni)

Gelar mebel di Gunungkidul, pedagang berhasil meraih omzet Rp76,6 juta

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL-Melalui Gelar Mebel Asosiasi Pengusaha Meubel Gunungkidul (APMeG), sejak Jumat (10/7/2015) dan berakhir pada Rabu (15/7/2015), pengusaha meraih omzet sekitar Rp76, 7 juta dan angka pesanan Rp28 juta. Sedangkan untuk omzet penjualan batu akik mencapai Rp14,3 juta.

Promosi Liga 1 2023/2024 Dekati Akhir, Krisis Striker Lokal Sampai Kapan?

Meski demikian, Ketua Panitia Gelar Mebel, Subardi yang dijumpai pada Rabu, menyayangkan pihak pengusaha meubel masih belum bisa mendapatkan investor atau minimal peminat yang akan membawa produk mereka ke pasar ekspor.

Bahkan saat ini pihaknya juga masih belajar mengenai kualitas dan kuantitas produk yang layak untuk diterjunkan ke pasar ekspor. Mereka juga masih berharap campur tangan dari pemerintah untuk bisa menembus pasar ekspor dan meningkatkan angka penjualan.

Ia mencontohkan yang sudah kerap diusulkan, misalnya pasar mebel atau minimal showroom. Tempat pamer diperlukan untuk mewadahi hasil produksi para perajin mebel, karena selama ini mereka memproduksi barang berdasarkan pesanan saja.

Adanya pasar mebel atau showroom, setidaknya mereka terus memproduksi karena proses penjualan lewat cara itu bisa dirasa membantu.

Subardi menuturkan, produk mebel yang diminati pembeli saat pameran antara lain set meja kursi tamu, meja kursi makan, lemari, dan ranjang. Kebanyakan pembeli dari lokal Gunungkidul, terlihat dari anggota APMeG mengirim barang menuju alamat pembeli di Gunungkidul.

“Tapi bisa dimungkinkan juga yang membeli adalah perantau, kemudian ia membelikan untuk orangtua mereka yang tinggal di Gunungkidul,” ujarnya, Rabu.

Di samping itu, dari sejumlah permintaan yang ada, terlihat minat dan tren desain mebel saat ini masih didominasi desain minimalis, meski desain yang berukir dan penuh detail juga masih diminati oleh konsumen.

“Kami mendorong anggota APMeG untuk memperbanyak produksi meubel dengan desain minimalis seperti minat pasar masa kini,” urainya.

Dibanding pameran yang pernah digelar sebelumnya oleh APMeG yang difasilitasi oleh Disperindagkoptam ESDM Kabupaten Gunungkidul, pameran yang kali ini digerakkan dengan swadaya oleh para pengusaha memiliki lebih banyak produk yang dipamerkan dan dijual.

“Kegiatan ini juga digelar atas inisiatif teman-teman pengusaha sendiri, yang bukan hanya untuk mendukung promosi, melainkan menunjukkan peran serta membangun Gunungkidul lewat produk mebel ini,” terangnya.

Pihaknya juga cukup bersyukur bahwa pada Ramadan 2015 sejumlah pengusaha meubel, secara pribadi [bukan melalui penjualan di pameran] mengalami peningkatan produksi maupun pendapatan hingga 30 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya