SOLOPOS.COM - Seorang warga melintas di dekat lahan pertanian yang tergenang air laut, Kamis 910/10/2013).
Harian Jogja.com, BANTUL—Air laut bercampur air tawar yang menggenangi ratusan hektare lahan pertanian di pesisir selatan Bantul semakin meluas bahkan hampir menggenangi jalan raya.
Junarto, Kepala Dusun Tegalrejo, Desa Srigading, Kecamatan Sanden, yang lahan pertaniannya tergenang mengatakan, sejak air menggenangi lahan, Rabu (9/10/2013) malam hingga Jumat (11/10/2013) siang, air semakin meninggi dan luapan semakin meluas. Air nyaris mencapai jalan raya menuju Pantai Samas. “Ini sebentar lagi air sudah sampai ke jalan,” kata Junarto, Jumat siang.
Di Tegalrejo, luas lahan tergenang air terus bertambah. Area genangan yang semula hanya 30 hektare kini menjadi 40 hektare. Luapan meluas karena aliran Sungai Opak semakin tertutup pasir akibat gelombang tinggi. Warga berharap Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul segera mengeruk pasir yang menutupi aliran sungai agar luapan air tak semakin meluas.
Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian Bantul, Yuni Anti Setyorini, mengatakan, pihaknya belum menerima laporan keseluruhan lahan pertanian di pesisir selatan Bantul yang terendam air.
“Sementara baru di Sanden, ada puluhan hektare yang terendam, kami masih menunggu laporan dari mantri tani,” katanya. Pihaknya akan mencermati seberapa besar kerusakan tanaman.
Bila kerusakan mencapai di atas 75 %, hal itu dapat disebut gagal panen alias puso. Kerusakan akan dilaporkan ke Kementerian Pertanian. Biasanya menurut Yuni ada penggantian benih khusus tanaman padi dari pemerintah pusat.
Sedangkan Pemkab Bantul sendiri dipastikan tak menyediakan bantuan benih untuk petani yang lahannya terendam air. “Kalau dari Pemkab tidak ada,” ujarnya.