Jogja
Selasa, 15 Desember 2015 - 05:40 WIB

GELOMBANG TINGGI : BPBD Kulonprogo Gencarkan Sosialisasi Ancaman Ombak

Redaksi Solopos.com  /  Sumadiyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Alat Early Warning System (EWS) juga telah disiagakan di Pantai Glagah.

 

Advertisement

Saat-saat gelombang tinggi menghantam Pantai Baron, Kemadang, Tanjungsari Gunungkidul, Senin (11/8/2014). (Kusnul Isti Qomah/JIBI/Harian Jogja)

Harianjogja.com, WATES-BPBD Kulonprogo sementara ini adalah sosialisasi untuk meningkatkan pemahaman warga mengenai ancaman gelombang tinggi. Dia belum bisa memberikan kepastian mengenai kebutuhan pembangunan infrastruktur pelindung, seperti tanggul atau hutan mangrove. Hal itu perlu koordinasi lebih lanjut dengan BPBD DIY. “Perlu ada rencana makro penanggulangan bencana di kawasan selatan,” tutur Untung.

Sementara itu, Kepala Desa Glagah, Kecamatan Temon, Agus Parmono mengatakan telah menyosialisasikan kepada warganya agar selalu waspada terhadap gelombang tinggi, termasuk potensi tsunami. Alat Early Warning System (EWS) juga telah disiagakan di Pantai Glagah. “Nanti setelah ada bandara, akan dibangun great barrier untuk mengantisipasi gelombang besar,” imbuh Agus.

Advertisement

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kulonprogo meminta warga di pesisir pantai waspada terhadap adanya gelombang tinggi. Fenomena tersebut diperkirakan masih berpotensi terjadi hingga April 2016.

Beberapa waktu lalu, warga Dusun I, Desa Bugel, Kecamatan Panjatan, Kulonprogo diresahkan dengan adanya gelombang tinggi yang memicu percepatan abrasi pantai. Jarak rumah dengan bibir pantai yang sebelumnya mencapai 250 meter terus berkurang menjadi sekitar 100 meter. Abrasi itu juga merusak deretan tanaman pandan dan pohon cemara udang yang berfungsi membentengi pantai.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif