Jogja
Senin, 19 Juni 2017 - 06:20 WIB

Gelombang Tinggi Laut Selatan Merusak Warung Makan di Pantai Depok

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga pemilik bangunan di Pantai Depok tengah memasang bronjong paska terjangan ombak, Minggu (18/5). (Harian Jogja/Arief Junianto)

Gelombang pasang kembali memicu abrasi pantai pesisir Bantul.

 
Harianjogja.com, BANTUL–Gelombang pasang kembali memicu abrasi pantai pesisir Bantul. Kali ini, gelombang setinggi 3 meter mengakibatkan satu bangunan rumah makan yang berada di Pantai Depok, Desa Parangtritis, Kecamatan Kretek rusak.

Advertisement

Seperti diketahui, gelombang pasang yang terjadi sejak sepekan terakhir, total menyebabkan delapan bangunan yang berada di tepi dua pantai berbeda, yakni Pantai Baru dan Pantai Depok.

Bahkan bukan tidak mungkin, dalam beberapa hari ke depan, pemilik bangunan di pesisir dua pantai tersebut harus tetap waspada lantaran peringatan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) DIY, gelombang tinggi setinggi 2-3 meter masih akan terjadi.

Dardi Nugroho, salah satu pemilik bangunan di Pantai Depok yang rusak akibat terjangan ombak menjelaskan, terjangan ombak itu terjadi pertama kali Jumat (16/6/2017) lalu.

Advertisement

Selanjutnya, ombak tinggi terus terjadi hingga menerpa batas terluar bangunannya. Akibatnya, bangunan rumah makan Salsabilla miliknya pun mengalami kerusakan, terutama di bagian teras yang langsung menghadap ke laut. “Kalau puncaknya, terjadi Sabtu [17/6/2017] lalu,” katanya.

Akibat kerugian itu, Dardi mengaku mengalami kerugian hingga puluhan juta rupiah. Terlebih, abrasi justru terjadi di momentum jelang liburan seperti ini. “Biasanya, saat liburan seperti ini, pendapatan saya bisa meningkat berkali-kali lipat. Apalagi sebentar lagi Lebaran,” gerutunya.

Meski begitu, Dardi menyadari bahwa hal itu adalah resiko yang bisa ia alami sewaktu-waktu. Ia tak menampik, mendirikan bangunan yang terlalu menjorok ke laut tidak dibenarkan.

Advertisement

Sebagai tindakan pencegahan, ia dan pemilik bangunan lainnya telah membangun bronjong yang dibuat dari karung plastik berisi pasir. Namun, derasnya terjangan ombak, benteng bronjong itu pun tak mampu bertahan lama. “Saya akui, saya sendiri yang salah. Mau bagaimana lagi,” tambahnya.

Dampak terjangan gelombang itu, tahun ini ternyata mengalami pergeseran. Jika di tahun lalu, dampak abrasi banyak menimpa bangunan yang berada di sisi timur Posko SAR, kali ini justru bergeser di sisi baratnya.

“Semua rumah makan seafood saat langsung berhadapan dengan gelombang. Satu tahun yang lalu dengan gelombang pasang tertinggi jaraknya masih 100-an meter,” kata Nunik, pemilik bangunan yang juga berada di sekitar Pantai Depok.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif