SOLOPOS.COM - Ilustrasi gelombang tinggi di pantai. (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Harianjogja.com, BANTUL– Gelombang pasang menghantam sejumlah warung di pinggir Pantai Depok Bantul Senin (11/8/2014) pagi. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini.

Hantaman gelombang pasang terjadi sekitar Pukul 07.00 WIB. Dardi Nugroho salah seorang pemilik warung di pinggir Pantai Depok mengungkapkan, hantaman gelombang pasang memang belum menyebabkan fondasi warung miliknya tererosi, namun gelombang laut pantai selatan itu masuk hingga ke dalam warung dan memporak-porandakan berbagai peralatan rumah tangga di dalam warung miliknya.

Promosi Tragedi Simon dan Asa Shin Tae-yong di Piala Asia 2023

“Gelombangnya kencang, sampai meja satu dan meja lain bertumbukan,” ungkap pria yang biasa disapa Dargon itu Senin (11/8).

Gelombang pasang menurutnya baru terlihat pada Senin pagi. Dargon awalnya menyaksikan gelombang tinggi terlihat di dekat Tempat Pelelangan Ikan (TPI). Ketinggiannya mencapai hingga 5 meter. Ia lalu mendapat kabar dari salah seorang pekerjanya, bahwa tempat usahanya dihantam gelombang pasang.

Kejadian serupa juga menimpa warung yang ada di dekat warung miliknya. Untuk sementara Dargon mencatat, sebanyak empat buah warung terhantam gelombang pasang. “Kalau total di Pantai Depok ada 30-an warung yang ada di pinggir pantai, yang jelas yang saya tahu empat warung itu yang kena,” imbuhnya.

Warung milik Dargon dengan bibir pantai sebelumnya hanya berjarak sekitar 25 meter. Sedianya kata Dargon, lokasi warung miliknya masih terbilang jauh dari bibir pantai. Tahun lalu, saat abrasi menerjang Pantai Depok, warung miliknya selamat, sedangkan belasan bangunan lainnya rusak parah. Ia menilai gelombang pasang kali ini berpotensi lebih parah dampaknya dibanding tahun lalu.

“Kalau enggak berhenti sampai siang atau besok, dampak rusaknya bisa lebih parah dari tahun lalu,” ujarnya lagi.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bantul Dwi Daryanto mengatakan, gelombang tinggi saat ini memang tengah melanda pesisir selatan. “Laporan BMKG [Badan Meteorologi klimatologi dan Geofisika], ketinggiannya 2-3 meter,” terang Dwi.

BMKG telah mengeluarkan peringatan melarang aktifitas pelayaran untuk sementara waktu. Penyebab gelombang pasang menurutnya karena perubahan iklim yang terjadi saat ini. Masyarakat pesisir sendiri percaya gelombang tinggi akibat pengaruh bulan purnama yang muncul beberapa hari terakhir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya