SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/dok)

Gelombang Tinggi Pantai Selatan masih terjadi hingga saat ini.

Harianjogja.com, SLEMAN — Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta mengingatkan nelayan tetap hati-hati dan waspada karena gelombang di laut selatan Daerah Istimewa Yogyakarta masih cukup tinggi.

Promosi Ijazah Tak Laku, Sarjana Setengah Mati Mencari Kerja

“Gelombang laut saat ini masih tergolong tinggi, berkisar ntara 2,5 hingga 4 meter. Kondisi ini masih berbahaya untuk nelayan melaut,” kata Koordinator Pos Klimatologi, BMKG Yogyakarta Joko Budiono, seperti dikutip dari Antara, Sabtu (6/11/2016).

Menurut dia, gelombang tinggi yang dalam beberapa bulan terakhir melandai pantai selatan DIY, saat ini belum sepenuhnya mereda dan belum sepenuhnya aman untuk aktivitas nelayan mencari ikan di laut.

“Mereka yang tetap melakukan aktivitas melaut diharapkan untuk berhati-hati. Nelayan, serta wisatawan yang hendak berlibur ke wilayah pesisir juga tetap harus waspada,” katanya.

Ia mengatakan, kondisi ini karena masih adanya dinamika atmosfir laut yang terjadi hingga beberapa hari ke depan. Yaitu adanya peningkatan suhu permukaan laut di perairan selatan Jawa sebesar 1,5-2 derajat Celcius dari kondisi normal.

“Kemudian adanya belokan dan pertemuan angin di sekitar Pulau Jawa. Mengakibatkan munculnya pusat tekanan rendah di ekuator Indonesia,” katanya.

Joko mengatakan, selain mengakibatkan gelombang tinggi, kondisi tersebut juga menyebabkan kecepatan angin meningkat.

“Rata-rata kecepatan angin hingga bisa lebih dari 45 kilometer per jam,” katanya.

Anggota SAR Pantai Parangtritis, Kabupaten Bantul Catur Wibowo mengatakan saat ini nelayan di pantai selatan wilayah Kabupaten Bantul mayoritas sudah mulai melakukan aktivitasnya melaut. Setelah selama enam bulan lebih terganggu oleh gelombang tinggi, “Baru sekitar satu minggu ini, aktivitas nelayan sudah kembali normal,” katanya.

Menurut dia, gelombang laut saat ini kondisinya tidak lagi seperti dua-tiga bulan lalu. Ketinggian saat itu bahkan hingga sekitar lima meter. “Nelayan ttetap diminta kewaspadaan!” Katanya.

“Sebelumnya, lebih dari enam bulan nelayan Bantul lebih banyak yang tidak melaut. Mereka berpindah profesi, dari mulai mengelola wisata hingga mencari pasir di Sungai Progo.”katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya