SOLOPOS.COM - Gelombang tinggi di Pantai Kwaru masuk hingga warung-warung makan di sekitar pantai. Gelombang tinggi yang puncaknya diperkirakan masih terjadi sampai hari Kamis (9/6/2016) tidak menyurutkan daya tarik para wisatawan. Rabu, (8/6/2016). (Yudho Priambodo/JIBI/Harian Jogja)

Gelombang tinggi Pantai Selatan mendorong nelayan istirahat sementara waktu.

Harianjogja.com, BANTUL — Gelombang tinggi yang terjadi di beberapa pantai selatan mengharuskan para nelayan berhenti melaut beberapa waktu. Akibatnya pendapatan nelayan menurun.

Promosi Mali, Sang Juara Tanpa Mahkota

Meskipun tidak mengalami kerugian akibat gelombang tinggi, Nelayan di Pantai Kwaru, Wandi menyampaikan pemasukan bulan ini menurun karena tidak melaut.

“Untuk kerugian fisik tidak ada, hanya saja pemasukan pasti turun karena tidak melaut,” paparnya.

Gelombang tinggi yang terjadi kembali dan mulai dirasakan warga sejak Selasa petang (7/6/016) juga membuat warung-warung makan yang berada tidak jauh dari pantai juga terkena imbas. Pasir pantai yang terbawa arus gelombang masuk hingga kedalam warung, bahkan ketebalannya mencapai tiga centimeter.

Salah satu pemilik warung Suyatmi mengatakan untungnya selama Ramadan warung miliknya tutup. Namun akibat gelombang tinggi ini lantai warungnya harus tertimbun pasir pantai.

“Warung memang sedang tutup karena sedang puasa, tetapi gelombang besar ini juga tidak terduga kemarin tidak sebesar ini yang sekarang ini pasirnya sampai masuk ke warung,”ujarnya.

Ia menjelaskan meskipun gelombang besar menghamtam warungnya, tidak sampai mengakibatkan kerusakan yang parah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya